Mohon tunggu...
Mira Miew
Mira Miew Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Menulis adalah panggilan hati yang Tuhan berikan. Caraku bermanfaat untuk orang banyak adalah melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Suka Duka Selama di Rumah Aja

7 April 2020   08:18 Diperbarui: 7 April 2020   21:43 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Copyright Instagram

Sudah 4 minggu aktivitas di rumah aja di lakukan. Dan kerja di rumah pun diperpanjang hingga tanggal 21 April. 

Di tulisan ini saya tidak akan membahas lebih soal Covid-19. Banyak temen-temen Kompasianer yang sudah menulis tentang itu.

Tulisan ini lebih ke suka dan duka yang saya alami selama di rumah aja. 

Aktivitas di rumah aja tentu menimbulkan rasa senang atau pun tidak tapi harus dilakukan untuk mengurangi virus tertular ke banyak masyarakat. Banyak tempat kerja yang membuat kebijakan untuk kerja di rumah meski masih banyak pula yang meminta pekerjanya untuk tetap masuk.

Sebagai PNS dengan jabatan Staf Tata Usaha, saya termasuk yang kebagian kerja di rumah. Hanya sesekali saya ke tempat kerja itupun hanya untuk piket.

Selama di rumah trus saya ngapain?

Di dua minggu awal di rumah aja, saya sempat mengalami kepanikan yang luar biasa. Efek pemberitaan yang hebat dan menakutkan tentang Covid-19 ternyata berdampak pada psikis kita. Akibatnya penyakit lambung saya kambuh karena terlalu panik. Karena itu akhirnya saya mulai membatasi penggunaan media sosial maupun Whatss App. 

Meng-uninstall aplikasi FB. Meng-unfollow akun-akun instagram yang terus memposting foto ataupun video yang sekiranya membuat panik. Keluar dari beberapa group WA yang terus memposting tanpa disaring terlebih dahulu tentang berita Covid-19 dan membisukan beberapa status WA teman yang terus memposting tentang Covid-19 (yang sekiranya tidak memposting berita yang positif).

Mungkin kesannya lebay atau berlebihan tapi ternyata berdampak pada kondisi psikis. Kepanikan mulai berkurang meski waspada tetap.

Bagaimana dengan kerjaan saya selama di rumah saja? 

Sebagai seorang PNS yang level jabatannya termasuk paling bawah, pekerjaan saya sebagai Pengadministrasian Umum (Adum) di Sekolah. Tugas saya lebih ke pengarsipan dan pembuatan surat-surat. Melegalisir Ijazah dan mengelola akun media sosial maupun blog sekolah. 

Berhubung semua pekerjaan itu hanya bisa dilakukan di sekolah dan saat kondisi normal, otomatis ketika harus kerja di rumah, semua pekerjaan itu tidak bisa saya lakukan. Ketika harus mengisi laporan kinerja harian pun saya kebingungan tentang apa yang harus saya isi dari laporan itu. Tak mungkin saya membuat surat ataupun melegalisir ijazah di rumah. Begitu pula mengisi media sosial sekolah yang biasanya diisi kalau anak-anak punya kegiatan di sekolah.

Akhirnya tunjangan kerja saya berkurang karena tak banyak yang saya isi laporan itu kecuali ketika saya piket seminggu sekali.

Lalu suka dan dukanya selain itu selama di rumah apa lagi?

Kalau saya karena dari dulu berharap banyak tanggal merah agar bisa travelling tapi kali ini banyak tanggal merah tapi harus di rumah aja. Sukanya jadi punya banyak waktu istirahat, banyak waktu bikin tulisan, jadi punya banyak waktu untuk membereskan rumah, membaca buku lagi dan dan badan bisa sering diajak berjemur.

Dukanya jadi tidak bisa jalan-jalan lagi. Terus sering ada rasa takut atau parno jiika sekarang demam atau batuk. Sering ngalamin kesepian karena suami tetap bekerja dan membuat jaga jarak sementara dengan suami di rumah jika pulang kerja karena suami kerjanya berhubungan dengan costumer. 

Lalu tidak bisa bertemu dan ngumpul dengan sahabat tercinta. Sehingga komunikasi selalu via telepon. Banyak acara keluarga yang tertunda pula. Dan yang utama pengeluaran semakin membengkak karena harga bahan pokok dan sayuran naik. Belum lagi pemakaian kuota internet naik 2-3x lipat karena banyak digunakan untuk nonton drama korea dan melakukan video call.

Hikmah buat saya pribadi, moment ini menjadi pembelajaran buat diri pribadi dan menjadi ajang agar lebih taat lagi beribadah. Saya yang dulunya jarang solat sunah dan ibadah-ibadah lainnya, kini semakin rajin. Moment ini menjadi refleksi diri bahwa tempat kita bergantung dan pasrah seutuhnya adalah pada sang maha Pencipta.

Semoga Virus ini segera musnah. Kondisi kembali normal lagi. Bisa beribadah, bekerja dan menjalankan aktivitas lain seperti biasanya. *Aamiin.

Foto : dokumentasi warga kota
Foto : dokumentasi warga kota

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun