Mohon tunggu...
Mira Miew
Mira Miew Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Menulis adalah panggilan hati yang Tuhan berikan. Caraku bermanfaat untuk orang banyak adalah melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pentingnya Keberadaan Rumah Singgah bagi "Backpacker"

15 November 2018   08:13 Diperbarui: 23 November 2018   05:54 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(depositphotos.com)

Bulan April lalu saya pernah menulis di Kompasiana tentang pengalaman menjadi host untuk backpacker. Namun tulisan ini sedikit berbeda dari tulisan sebelumnya. 

Berawal dari tahun lalu ketika saya melakukan trip ke Belitung bersama beberapa teman saya. Waktu itu saya dan teman memutuskan untuk tidak menginap di hotel selama di Belitung tapi di rumah kenalannya teman.

Ternyata menginap di rumah singgah itu lebih seru. Meski tempat yang disediakan seadanya tapi justru suasana kekeluargaaannya dapat sekali. Kami tidak hanya disediakan ruangan untuk istirahat tidur tapi juga mendapat jamuan makan dan diantar jalan-jalan di Kota Belitung. 

Dari pemilik rumah singgah pula kami banyak mendapat info tentang Belitung. Mereka tidak menetapkan tarif ketika kami menginap di tempatnya tapi kami jelas harus memberi mereka uang tip sebagai pengganti listrik dan air yang kami pakai.

Keberadaan rumah singgah memang sangat dibutuhkan oleh traveller atau backpacker. Apalagi di lokasi wisata yang sangat jarang terdapat penginapan. Selain pertimbangan untuk lebih menghemat biaya penginapan juga untuk menambah dan mempererat silaturahmi. 

Biasanya yang memilih rumah singgah ini tidak travelling sendirian tapi lebih ke group backpacker. Dengan tidur beramai-ramai di tengah ruangan pun itu sudah cukup yang penting mendapat tempat untuk istirahat.

Para backpacker asing juga banyak yang memilih tinggal di rumah singgah dengan pertimbangan agar lebih berbaur dengan lingkungan masyarakat di daerah yang mereka kunjungi. Agar lebih mengenal lagi adat dan budaya dari masyarakatnya langsung.

Biasanya pemilik rumah singgah dikenal karena sama-sama pernah travelling bareng atau karena rekomendasi teman travelling. Dan biasanya pemilik rumah singgah juga merangkap sebagai guide perjalanan di kota tersebut. 

Untuk tarifnya sendiri tergantung dari pemilik rumah singgah. Bahkan ada yang tidak menetapkan tarif. Yang pasti biaya yang dikeluarkan sangat jauh di bawah harga penginapan.

Rumah saya sendiri sering dijadikan rumah singgah. Awalnya dulu untuk rekan-rekan pesepeda yang bersepeda dari Jakarta ke Bandung melalui jalur Kalimalang, Curug, dan Purwakarta. 

Namun semenjak saya sering travelling dan melihat masih minimnya penginapan untuk para backpacker sementara kota saya akhir-akhir ini menjadi destinasi favorit para backpacker khususnya dari daerah Jabodetabek. Maka saya pun menjadikan rumah saya sebagai rumah singgah untuk mereka para backpacker.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun