Lalu embun turun di daun daun. Dari ketinggian bukit kupetik sebuah apel. Kukumpulkan dalam sekeranjang kecil. Merekahkan seluas senyuman, matamu menyipit. Hari sudah sore, katamu. Aku ingin kau tidak terlihat berantakan, pulang dan mandilah. Katamu sekali lagi.
Kemudian kurentangkan tangan. Sesekali kuhempas ke atas. Melewati awan awan. Yang dingin menggumpal di gegenggaman. Mengepal di jemari.
Kulempar senyuman paling indah untukmu. Belahan hati. Pada wajah paling teduh itu adalah kamu.
Maaf untuk wajah berantakanku. Maaf untuk tubuh kuyuku.
Ciputat, 5 April 2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!