Mohon tunggu...
Cathaleya Soffa
Cathaleya Soffa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Bersyukur dan jalani saja hidup ini. Man jadda wa jadaa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mencintaimu Itu Lebih dari Sekali

14 Maret 2019   13:41 Diperbarui: 28 Maret 2019   22:33 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tika ujung hari itu tiba. Akan kutitipkan harap. Kepada siluet senja yang tak lagi lama. Saat lengkung langit yang tak lagi sama. Samar cahaya yang tak lagi membara. Dibayang celah dinding. Kulangitkan doa. Selamat datang 'kamu. Setiap saat. Cinta yang selalu kusemogakan.

Tika pendar cahaya matahari itu menyapa. Pun langit senja dengan semburat merah menyelipkan kata. Saat itu juga kan kurengkuh. Dalam setia, kan kutuliskan sajak sajak cinta. Kugenapkan rindu yang bertalu talu. Cahaya cinta yang tak bertepi. Kutenunkan benang benang asa di segala penjuru semesta.

Lalu ketika kita berdiri di orbit yang berbeda. Diantara gemuruh badai haru. Kelopak kelopak bunga mengebumikan wanginya. Terhunus oleh waktu dan derainya sedu. Lantas aku membiru. Berkatalah kepada beku. Jangan cemaskan alurnya. Bahwa cinta sejati akan selalu menemukan jalannya. Waktu yang akan membuktikan. 

Kemudian apa yang kita cipta? Lengkung rindu diantara ruang ruang senyap adalah pengukuhan. Kau dan aku seia sekata.

Maka awan bertutur. Jeda hujan tak lagi mau tahu. Diantara rintik kutanamkan kasih. Diantara rinai kau percikkan bening bening kristal yang mengembun. Cinta kita tak cukup sekali. Untuk mengikis habis empedu rindu. Sungguh tak mengenakkan.

Saat suara bedug bertabuh. Getar angin menderu. Kita, adalah wajah wajah dihadapkan oleh sajak sajak syahdu. Itu pertanda. Kita memiliki jeda untuk bertafakur. Maknai hidup. Menjelujuri ruang hati. Untuk kita terbangkan segala pinta.

Begitupun ketika debur ombak berlabuh. Mendekapi tubuh pantai. Tak henti mengguyur tepi laut. Tak cukup jua sekali meleburkan cintamu. Lebih banyak dari yang kupikirkan. 

Mencintaimu itu lebih dari sekali. Lebih banyak dari yang kita pikirkan.

14 Maret 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun