Mohon tunggu...
Cathaleya Soffa
Cathaleya Soffa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Bersyukur dan jalani saja hidup ini. Man jadda wa jadaa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Deru Debu Kota Beterbangaan

8 Juli 2018   11:31 Diperbarui: 8 Juli 2018   12:19 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Deru debu kota beterbangan. Asap asap kenalpot dilalap aspal jalanan. Teriak bising kendaraan pekakkan telinga. Bising... nyaring di setiap sudut kota megapolitan.

Peluhku diluluh lantak. Di kening penuh debu. Sungguh kutertawan dalam roda jalanan. Aku meringis. Sedikit sadis. Kepada wajah wajah keras yang bengis. Penindas orang orang tak bernyali.

Ah... kerasnya hidup. Memapah kaki yang letih. Hati yang lelah. Namun tidak jua menyerah. 

Dunia. Dengan kesombongannya. Dunia dengan keangkuhannya. Berdiri dibalik gedung gedung pencakar langit. Apa yang bisa dilakukan? 

Sementara aku di antara orang orang lemah tak bernyali. . 

Kepada waktu yang tak terkejar. 

Kutanamkan cinta. Pada akar akar pohon kutumbuhkan rindu. Biar damai. Bagaimanapun hidup. Tetaplah kukuh. 

Legoso, 8 Juli 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun