Mohon tunggu...
Mimpin Sembiring
Mimpin Sembiring Mohon Tunggu... Dosen Psikologi pada Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura Delitua Medan

Suka belajar dan berenang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Stres...! Kutuk Atau Berkah?

3 Maret 2025   22:38 Diperbarui: 3 Maret 2025   22:38 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin stres bukan tanda bahwa kita sedang  tersesat, melainkan panggilan untuk lebih peka. Bukan hukuman, tetapi pesan yang ingin kita dengar lebih dalam. Hidup sering kali menekan bukan untuk melemahkan, tetapi untuk membentuk. Seperti tanah yang harus diremukkan sebelum benih bertunas, seperti batu yang harus diasah sebelum menjadi permata. Dalam gemuruh tantangaqrrrrrrrrrrrrrrm

Maka, saat dunia terasa berat, berhentilah sejenak. Letakkan beban yang tak perlu, tarik napas perlahan, dan hadirkan diri sepenuhnya di sini—di saat ini. Rasakan aliran udara yang menyentuh kulit, dengarkan detak jantung yang tetap setia, biarkan keheningan berbicara tanpa tergesa. Sebab di antara tarikan napas dan denyut nadi, ada kehadiran yang tak pernah benar-benar pergi.

Mungkin bukan tentang menemukan jawaban, tetapi tentang menyadari bahwa kita tak pernah benar-benar sendiri.

Kesimpulan

Stres bukanlah musuh, bukan pula sahabat yang selalu nyaman. Ia hadir untuk mengingatkan bahwa kita hidup, tumbuh, dan belajar. Seperti gelombang yang datang dan pergi, stres mengajarkan kita keseimbangan—antara bertahan dan melepaskan, antara berjuang dan berserah.

Dalam perspektif psikologi, stres membentuk cara kita berpikir dan memberi ruang bagi kebijaksanaan. Dari sudut pandang neurosains, ia memahat jalur baru dalam otak, mengajarkan kita beradaptasi. Dalam arus kehidupan, stres bukan sekadar beban, tetapi arus yang mengantarkan kita pada pemahaman yang lebih dalam.

Jadi, bagaimana jika kita mulai melihat stres dengan cara yang berbeda? Bukan dengan menolaknya, bukan pula dengan tenggelam di dalamnya, tetapi dengan menerimanya sebagai bagian dari perjalanan. Sebab dalam setiap tantangan, selalu ada kesempatan untuk menemukan sesuatu yang lebih dalam—tentang keberanian, tentang ketahanan, dan tentang diri kita sendiri.

Penulis; Dr. Drs. Miimpin Sembiring, M.Psi. C.Ht®

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun