Mungkin stres bukan tanda bahwa kita sedang  tersesat, melainkan panggilan untuk lebih peka. Bukan hukuman, tetapi pesan yang ingin kita dengar lebih dalam. Hidup sering kali menekan bukan untuk melemahkan, tetapi untuk membentuk. Seperti tanah yang harus diremukkan sebelum benih bertunas, seperti batu yang harus diasah sebelum menjadi permata. Dalam gemuruh tantangaqrrrrrrrrrrrrrrm
Maka, saat dunia terasa berat, berhentilah sejenak. Letakkan beban yang tak perlu, tarik napas perlahan, dan hadirkan diri sepenuhnya di sini—di saat ini. Rasakan aliran udara yang menyentuh kulit, dengarkan detak jantung yang tetap setia, biarkan keheningan berbicara tanpa tergesa. Sebab di antara tarikan napas dan denyut nadi, ada kehadiran yang tak pernah benar-benar pergi.
Mungkin bukan tentang menemukan jawaban, tetapi tentang menyadari bahwa kita tak pernah benar-benar sendiri.
Kesimpulan
Stres bukanlah musuh, bukan pula sahabat yang selalu nyaman. Ia hadir untuk mengingatkan bahwa kita hidup, tumbuh, dan belajar. Seperti gelombang yang datang dan pergi, stres mengajarkan kita keseimbangan—antara bertahan dan melepaskan, antara berjuang dan berserah.
Dalam perspektif psikologi, stres membentuk cara kita berpikir dan memberi ruang bagi kebijaksanaan. Dari sudut pandang neurosains, ia memahat jalur baru dalam otak, mengajarkan kita beradaptasi. Dalam arus kehidupan, stres bukan sekadar beban, tetapi arus yang mengantarkan kita pada pemahaman yang lebih dalam.
Jadi, bagaimana jika kita mulai melihat stres dengan cara yang berbeda? Bukan dengan menolaknya, bukan pula dengan tenggelam di dalamnya, tetapi dengan menerimanya sebagai bagian dari perjalanan. Sebab dalam setiap tantangan, selalu ada kesempatan untuk menemukan sesuatu yang lebih dalam—tentang keberanian, tentang ketahanan, dan tentang diri kita sendiri.
Penulis; Dr. Drs. Miimpin Sembiring, M.Psi. C.Ht®
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI