Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Perempuan Istimewa dari Pantai Selatan

12 November 2021   21:00 Diperbarui: 12 November 2021   21:02 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejuta pertanyaan terus mendesak dalam pikirannya.
" Ada apa Pakbos juragan ikan ke rumah?," dirinya membatin.

Usai menyadarkan sepedanya di halaman rumah, Fatimah dengan hati yang berbalut debaran jantung tak beraturan  segera menemui Pakbos Juragan Ikan yang tampak asyik menghisap rokok merek terkenal.

" Ada apa Pakbos Juragan?," tanya Fatimah degan suara terbata-bata.
" Aku ingin melamarmu," kata Pakbos Juragan ikan dengan narasi percaya diri.
Fatimah terdiam. Jawaban dari mulut Pakbos Juragan ikan kembali membuat jantungnya hampir copot. jantungnya bergerak tak beraturan.
" Mohon maaf Pakbos Juragan. Aku belum punya keinginan untuk berumah tangga lagi," jawab Fatimah dengan nada datar.
" Kalau kamu menikah dengan ku, kamu tidak perlu bekerja menjajakan ikan keliling kampung lagi dengan sepeda seperti sekarang ini. Kamu tinggal di rumah saya yang besar saja dan  ongkang-ongkakng kaki saja di rumah sebagai nyonya besar. Semua tersedia," rayu Pakbos Juragan ikan.
" Dan masa depan anakmu terjamin hingga sarjana," lanjut Pakbos Juragan Ikan.

Fatimah menggelengkan kepalanya sebagai tanda menolak. Dan Pakbos Juragan Ikan hanya menelan ludah.
" Menjadi istrimu berarti sama saja aku mengakui bahwa selama ini omongan semua orang kampung tentang aku berselingkuh itu sungguh benar," ucap Fatimah dengan narasi suara mantap.

Pakbos Juragan Ikan  menatap Fatimah. Ada segores kekecewaan yang terlukis diwajah parlentenya.  Pakbos Juragan Ikan dengan langkah perlahan meninggalkan teras rumah fatimah dengan membawa sejuta kekecewaan yang teramat pedih. Dirinya sama sekali tak menyangka Fatimah, penjual ikan keliling itu menolak lamarannya. 

Padahal semenjak dari rumah, lelaki parlente beristri tiga itu berkeyakinan  Fatimah akan menerima lamarannya.
" Ternyata, Fatimah bukan wanita biasa. Dia perempuan istimewa," desisnya sembari bergegas masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan rumah Fatimah dengan dibaluti jiwa yang teramat kecewa.


Dikejauhan Fatimah memandang kepergian Pakbos Juragan Ikan dari halaman rumahnya dengan jiwa yang berbalut kebahagian yang tak terperikan. Ingin rasanya dia mengabarkan kepada semua penduduk kampung Pantai Selatan, bahwa dirinya tidak pernah berselingkuh sebagaimana yang dinarasikan orang-orang diluar sana.

Toboali, Jumat barokah, 12 November 2021

Salam sehat dari Kota Toboali

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun