Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Medali yang Tak Pernah Tergadaikan

1 Oktober 2021   00:21 Diperbarui: 1 Oktober 2021   00:32 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai anak muda, angan -angannya untuk mengharumkan nama bangsa adalah tekad yang harus diwujudkan. apalagi dukungan yang diberikan petinggi olahraga menjelang persiapannya sungguh besar. 

Dia ingin menjadi pahlawan sebagaimana kisah pahlawan bangsa yang telah mengharumkan nama bangsa sbagaimana yang sering dibacanya dalam buku sejarah di perpustakaan sekolah. 

Bukan hanya uang saku yang melimpah, namun dukungan moril terus melimpah ke arahnya. Dia merasa menjadi anak bangsa yang sangat istimewa.

Memperoleh pengakuan ekstra istimewa dari segenap lapisan masyarakat. Saat itu dia merasa bahwa dirinya adalah anak emasnya bangsa ini. 

Semua mata tertuju kepadanya. semua perhatian diarahkan kepada dirinya. Dia pun terangkat ke langit. nama keluarganya dan daerahnya pun tereskalasi ke langit nan biru

Dan ketika dia mampu menjadi juara dunia, mamu menyumbang medali emas  dalam perhelatan olahraga antar bangsa itu, namanya mendadak terkenal. 

Sangat terkenal. Semua orang membicarakannya. Mulai dari anak-anak hingga kaum dewasa. Seolah tiada hari tanpa membicarakan nama dan prestasinya. 

Seolah-olah dengan membicarakan namanya dan prestasi emasnya hidup seolah-olah ada kebahagian yang tak terperikan. Seakan-akan beban yang berat yang berada dipundak masyarakat terlepas sementara.

Perempuan itu makin tersanjung dan makin menjadi istimewa ketika kedatangan kembali ke tanah air usai pesta olahraga dunia itu disambut bak pahlawan perang yang baru pulang dari medan peretmpuran. 

Dari mulai bandara hingga istana semua orang menyebut namanya. mengelu-elukan prestasinya. sejuta bonus mengalir bak air bah. Semua berebut menyumbang. 

Mulai dari  perseorangan hingga elite politik. Seolah-olah mengaplikasikan prinsip kegotongroyongan yang menjadi simbol bangsa. Pundi-pundinya penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun