Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Pengarang Kehidupan

8 Juni 2021   12:01 Diperbarui: 8 Juni 2021   14:30 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Untuk Pak pengarang, gratis. Yang penting Pak Pengarang menulis cerpen tentang harga sapi akan naik," ujarnya sembari menolak uang pembayaran dari Matsudel.

Bukan hanya Matsudel yang mengalami gagal bayar. sang istrinya mengalami hal yang sama. saat hendak membeli keperluan bulanan, pemilik toko menolak pembayaran uangnya. Pemilik toko cuma berpesan kepada istri Matsudel untuk membuat cerpen tentang tokonya biar makin laris dan ramai dikunjungi warga.

" Tidak usah dibayar Ibu pengarang. Yang penting bilang kepada Pak pengarang untuk membuat cerpen tentang toko kami biar ramai dikunjungi pembeli," ujar pemilik toko dengan ramah. Istri Matsudel terdiam bercampur bingung. Tak enak hati rasanya tidak membayar. Apalagi barang yang dibelinya cukup banyak. Maklum untuk keperluan sebulan.

Malam itu cahaya purnama bercahaya dengan indahnya. kerlap kerlip kunang-kunang menambah keindahan malam itu. Sementara suara ayat-ayat suci terus mengalun dari masjid. Menambah kesakralan malam.

" Saya heran Pak. Kok orang-orang nggak mau dibayar saat saya belanja," ungkap istri Matsudel sembari mengantar kopi untuk suaminya yang sedang duduk diteras belakang rumahnya.

" Iya, Bu. Saya juga demikian. Tak ada pemilik toko yang mau menerima pembayaran saya," jawabnya sembari menyeruput kopi buatan istrinya.

" Aneh," pikir sang istri sembari meninggalkan suaminya.

Sebuah cerpen berjudul " Kematian " karya Matsudel telah terbit dikoran mingguan. Belum selesai warga membacanya, sebuah pengumuman datang dari corong pengeras suara masjid. Menggagetkan para warga. Maklum para warga sangat akrab dengan nama itu. Bahkan teramat kenal dengan nama itu.

' Innalillahi Wainnalillah Rojiun. telah berpulang ke rahmatullah saudara kita, tetangga kita dan orang tua kita dan pengarang terkenal kampung kita, Pak Matsudel dalam usia ke 64 tahun. Semoga almarhum mendapat tempat yang layak  disisi Allah sesuai dengan amal kebaikkannya selama di dunia. Insya Allah penguburan jenazahnya akan dilakasanakan di TPU Umum Kampung kita selepas Zohor," demikian bunyi penguman dari masjid.

Seketika itu pula para warga berhamburan menuju rumah  Matsudel. Koran mingguan yang berisikan cerpen Matsudel berhamburan di jalanan rumah warga. Terinjak-injak oleh kaki warga yang berduyun-duyun ke rumah Matsudel untuk untuk memberikan penghormatan terakhir untuk pengarang itu. Langit makin cerah. Sinar mentari bercahaya dengan terangnya. Seterang jiwa pengarang kampung yang akan bertemu dengan Sang Maha Penciptanya.

Toboali, selasa, 8 Juni 2021

Salam sehat dari Toboali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun