Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Narator

23 April 2016   22:59 Diperbarui: 23 April 2016   23:32 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Apakah karena adik kita itu tergiur dengan harta dan jabatannya," tambah ponakannya.

"Adik kita jangan berharap banyak atas harta Bapak Anu itu. Itu milik anaknya," jawab sang suami dengan nada tinggi. Wanita narator dan ponakannya pun terdiam atas hardikan sang suami. Semuanya membisu. Hening.

Cahaya rembulan menyinari bumi dengan terang benderang. Warnai lalulintas kehidupan manusia dibumi yang terus memburu waktu dan kuasa untuk kedigdayaan hidupnya.

Disebuah Kantor dalam komplek perkantoran yang mulai redup cat dan sarat kegersangan diulah tingkah para petingginya, ponakan wanita narator dan sang pimpinan Kantor sedang asyik bercerita. Bercerita tentang hidup. Bercerita tentang masa depan,bahkan bercerita hubungan mareka.

"Saya heran, kenapa keluargamu tak merestui hubungan kita. Padahal tak ada yang salah. Aku duda dan kamu lajang," ujar Pimpinan Kantor sambil menggeser posisi duduknya.

"Bapak harus sabar menghadapi semua ini. Dan saya siap mendampingi Bapak dalam duka maupun lara," ujar wanita muda itu.

"Apakah kamu tak malu menikah dengan duda," tanya Pimpinan Kantor.

"Dan apakah Bapak tak malu menikah dengan saya yang telah kehilangan martabat sebagai wanita," tanya wanita muda itu.

Sementara dibalik jendela, wanita narator dan temannya sedang asyik merekam video dan suara perbincangan antara pimpinan kantor dengan ponakannya yang malam itu sedang dilanda kasmaran. Hanya kursi dan meja kantor yang menjadi saksi bisu. Malam pun mareka jadikan malam jahanam. Malam yang menyesat dua manusia.

Pimpinan Kantor kaget setengah mati, saat paginya datang ke kantor, semua orang memandangnya dengan wajah senyum dan tertawa seolah-olah menghina dirinya sebagai pimpinan kantor. Bahkan saat dirinya memanggil para bawahannya tak satupun yang datang.

"Ada apa ini. Kenapa panggilan saya tidak kalian hiraukan, tanya Pimpinan Kantor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun