Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sesi Hibernasi

13 Juni 2020   18:32 Diperbarui: 13 Juni 2020   18:31 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn.pixabay.com

Keringat matahari
Mengucur di ketiak dedaunan
Lalu terjatuh di padang rumput
Pada sela-sela kaki cemara
Di sebuah lereng gunung yang sedang berusaha keras
Menidurkan kepundan
Karena magmanya mulai mendidih
Dan berniat memuntahkan rasa pedih

Hujan yang tiba
Mencoba mendendangkan sonata
Dengan irama bertalu-talu
Khusus mengenai rindu
Di parit-parit yang sesak oleh plastik dan tumpahan cuka
Dari sampah dan sisa-sisa berita duka

Kolase kehidupan yang disusun atas nama ingatan dan lupa
Memenuhi kolom pustaka
Dari pikiran orang-orang yang menyerupai majalah sastra
Menampilkan raut muka murung
Dari lusinan mendung yang tergantung
Di pipi langit yang basah
Atas nama keinginan tumpah ruah
Untuk kembali berdansa secara meriah
Di tengah alunan musik
Dari berita-berita fasik

Mungkin ini saatnya berhibernasi
Menghindari cuaca dingin
Yang dibawa oleh gigil angin
Dari kutub-kutub yang kehilangan gunung-gunungnya
Dan menumpahi lautan yang kelu
Lalu terpaksa menggiringnya menuju masa lalu

Sebab masa depan yang terpanggang
Akan menyebabkan orang-orang semakin kesakitan
Tak bisa lagi berpikir seperti sungai
Namun meniru habis-habisan bagaimana gerakan badai

Bogor, 13 Juni 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun