Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Negeri Tulang Belulang (Fallen Genetic)

9 Februari 2020   08:47 Diperbarui: 9 Februari 2020   14:05 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Negeri Tulang Belulang (Tertangkap!)

Keempat sekawan itu terpaksa menurut ketika digiring paksa memasuki pintu aneh yang masih terbuka dari struktur bangunan yang terangkat dari dalam laut. Dalam pengawalan yang sangat ketat, keempatnya beriringan memasuki pintu.

Cindy yang berada di belakang Kapten Dev nampak patuh dengan sorot mata yang tidak menggambarkan apa-apa. Namun tidak seorangpun tahu bahwa di dalam benak gadis ini sedang memutar beberapa skenario.

Bagaimana cara terbaik menyelamatkan kawan-kawannya yang sekarang disandera? Dia sudah tahu seberapa besar kekuatan keamanan Bio Research. Berjumlah besar, sangat kompeten, peralatan lengkap dan berbahaya. Terutama 3 lusin Pasukan Kematian dan juga Sandra. Jumlah tersebut hasil cryotic di laboratorium Mother Isle ditambah beberapa orang yang berhasil selamat dari pertempuran di Pulau Tengkorak.

Cindy belum bisa memutuskan apa yang harus dilakukannya untuk menyelamatkan kawan-kawannya sekarang. Mungkin nanti. Sambil terus menilai setiap situasi.

Rombongan itu menuruni beberapa tangga yang terbuat dari baja sebelum akhirnya memasuki sebuah lorong lebar dan panjang dengan pintu-pintu besar di kanan kirinya. Pintu yang unik karena ukurannya yang raksasa. Seolah semua orang di sini seukuran 3 meter lebih.


Cindy mengrenyitkan dahi. Telinganya yang setajam kucing menangkap detak jantung dengan frekuensi berjeda lama namun keras. Di ruangan-ruangan berpintu raksasa tersebut. Kerutan di dahi Cindy makin dalam. Dia menduga ruangan itu bukan hanya sekedar tempat Pasukan Kematian biasa.

"Tunggu!" Cindy berteriak kecil menahan rombongan. Gadis itu maju ke hadapan Ran dan kawan-kawannya. Matanya meneliti wajah mereka satu persatu seolah sedang mengingat atau menaksir sesuatu.

"Aku rasanya pernah melihat mereka! Tapi di mana?" Cindy menyelesaikan ucapannya sembari menggeleng-gelengkan kepala dan memijat dahinya sembari mundur kembali ke belakang Kapten Dev.

Sandra yang semula curiga menghela nafas lega.

Ran dan kawan-kawannya digiring masuk sebuah ruangan yang tak terlalu besar, tanpa jendela, dan bahkan pintunya dipasangi sebuah perangkap laser sebagai alarm.

Hanya ada 2 tempat tidur, 2 sofa, lemari makanan, dan kulkas penuh bir serta meja kecil di sudut yang berdekatan dengan toilet. Mirip penjara. Namun penjara kecil yang cukup mewah.

Begitu pintu tertutup, Ran menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur empuk. Tubuhnya lelah sekali, dan bertemu kasur yang nyaman seperti ini, membuatnya tak sabar untuk tidur sebentar. Toh mereka tidak bisa kemana-mana saat ini. Fasilitas ini sangat ketat dengan pengamanan yang lebih lagi.

"Ran, kau melihat seperti apa ekspresi Cindy tadi? Dia seperti tak mengenali kita lagi," Tet mengeluh pendek sambil membuka botol bir keduanya.

"Yup! Cindy berada dalam pengaruh mereka entah dengan cara apa," Ben menimpali.

"Apa yang harus kita lakukan? Cindy jelas punya kemampuan yang mengerikan. Dalam kondisi tidak sadar seperti itu, mustahil bagi kita untuk berbicara dengannya, berbahaya!" Rabat memandang Ran yang sudah duduk di tepian ranjang untuk mendengarkan kawan-kawannya bicara.

Ran tidak menanggapi. Dia hanya tersenyum lebar kemudian tertawa lirih tertahan. Diberinya isyarat agar kawan-kawannya mendekat. Ran meminta sebotol bir, membukanya dengan cepat sehingga menimbulkan suara berdesis keras. Bibirnya ikut mendesis tanpa suara. She is ok.

Ran meraih sesuatu dari saku bajunya. Sebuah benda kecil mengkilat berada di tangannya. Kartu akses.

Tet dan Ben saling berpandangan. Mengangkat bahu tak mengerti lalu melanjutkan acara minum bir mereka. Rabat yang paling cepat tanggap terhadap isyarat Ran, mengangguk tak kentara lantas beranjak ke sofa. Membaringkan dirinya.

-----

Cindy mengikuti perintah Sandra agar dirinya mengikuti rombongan penting Bio Research yang akan melakukan persiapan akhir peluncuran. Cindy jelas tidak paham arti peluncuran yang dimaksud, namun dia yakin ini adalah salah satu puncak rencana Bio Research yang telah ditunggu sekian lama.

Rombongan itu masuk ke sebuah ruangan yang mirip dengan ruang kontrol lalu-lintas udara di bandara-bandara komersial. Begitu semua orang sudah berada di dalam, Kapten Dev meraih sebuah tuas dan menariknya. Ruangan itu serta merta naik ke atas seperti sebuah lift raksasa.

Dalam tempo 5 menit ruang kontrol itu sudah berada di daratan Mother Isle yang datar dan kering. Hanya Sandra dan Kapten Dev yang duduk di kursi tinggi dengan banyak panel dan monitor di depan mereka. 4 orang pengawal bersenjata berdiri siaga di sudut-sudut ruangan. Sementara Bidadari Kematian diam tak bergerak di samping Sandra. Mungkin memang tugasnya melindungi kepala laboratorium Bio Research itu.

Ruang kontrol itu menjulang kurang lebih 20 meter di atas daratan sehingga semua bisa leluasa memandang sekeliling pulau meskipun kabut di lautan sekeliling pulau kelihatan tebal. Belum terlihat apa-apa. Namun Cindy menebak tak lama lagi akan ada sebuah peristiwa penting yang akan terjadi.

Benar saja. Begitu Kapten Dev mengangguk ke arah Sandra dan Sandra mengetik beberapa kode di keyboard, beberapa modul perlahan muncul ke permukaan pulau. Lima modul yang di setiap ruangannya menampung 3 tabung cryo itu berjajar dengan gagah di permukaan pulau.

Sementara 2 regu Pasukan Kematian terlihat keluar dari pintu yang juga muncul di daratan. Dua belas orang hybrid yang sangar itu berdiri tegak berdiri tak bergerak. Mengawasi semua proses dengan seksama dan dalam mode siaga.

Setelah semua sudah siap, Kapten Dev membuka saluran komunikasi.

"Lady, semua sudah siap untuk diluncurkan," suaranya pelan terarah pada layar monitor yang menayangkan sesosok perempuan dengan wajah mengenakan topeng Guy Fawkes.

"Go ahead Captain! Kami sudah siap menyaksikan hari bersejarah ini." Suara sang Lady terdengar sangat antusias.

Kapten Dev mengangguk takzim. Lady di monitor adalah aristokrat royal yang menjunjung tinggi sopan santun. Sekaligus patron mengerikan yang mudah sekali menjatuhkan tangan besi. Dia selalu berhati-hati jika berkomunikasi dengan wanita ini.

Sekali lagi kapten Dev memberi isyarat kepada Sandra yang langsung mengiyakan dan mengetikkan beberapa kode lain lagi.

Kelima modul itu pintunya terbuka secara perlahan. Didahului suara mendesis keras tanda tekanan yang dilepaskan cukup besar. Tabung-tabung cryo yang sebelumnya horizontal berubah ke posisi vertikal. Kemudian terbuka semua.

Cindy memandang dengan hati ngeri. Apalagi yang diciptakan oleh perusahaan riset sinting ini? Jantung Cindy berdebar-debar.

Saat semua penutup tabung cryo telah terbuka semua. Keluarlah sosok-sosok dari sana. Cindy terbelalak. Nyaris terbahak-bahak. Dia sudah membayangkan yang keluar adalah makhluk-makhluk yang lebih menakutkan dibanding Pasukan Kematian. Namun ternyata yang keluar adalah sosok-sosok manusia biasa seperti dirinya. Lelaki dan perempuan normal. Tanpa sedikitpun keanehan.

Namun tawa tertahan Cindy langsung berhenti. 15 manusia yang keluar dari tabung cryo itu tiba-tiba, sesuai perintah Sandra lewat keyboardnya, bertransformasi luar biasa menjadi hewan-hewan mengerikan yang pernah dilihatnya di Pulau Tulang Belulang!

Ada yang berubah menjadi harimau tanpa belang, singa dengan lorek yang khas, dan bahkan salah satu di antaranya berubah menjadi burung Nazar raksasa pemakan daging! Astaga! Cindy menahan nafas.

------

"Very well! Good job Captain, Sandra!" terdengar suara serak memecah kesunyian ruang kontrol. Sang Lady terlihat mengangguk-angguk puas.

Kapten Dev tersenyum lebar. Pujian dari Lady Boss bermakna penting bagi kelanjutan proyek ini. Demikian pula Sandra yang nampak sangat girang mendengar pucuk pimpinan Bio Research melemparkan pujian yang jarang sekali diucapkan.

Sandra mengetik kode berikutnya. Makhluk-makhluk mengerikan itu seketika berubah kembali menjadi manusia normal.

Kapten Dev membuka botol campaign. Berniat merayakan kesuksesan ini bersama Sandra.

Namun niat itu diurungkannya seketika. Mendadak dari kegelapan kabut, muncul kapal-kapal kecil berjumlah belasan!

Kapal-kapal kecil atau tepatnya perahu pendarat yang mirip Landing Craft Tank tersebut membuka pintu palkanya. Lalu keluarlah berduyun-duyun puluhan orang berseragam hitam bersenjata lengkap dengan helm dan masker yang telah begitu dikenali oleh Kapten Dev dan Sandra. Pasukan berbahaya yang dulu pernah mengobrak-abrik mereka di Pulau Tulang Belulang.

"Fallen Genetic!"

Teriakan keras dan panik itu keluar bersamaan dari mulut Kapten Dev dan Sandra.

Bogor, 9 Februari 2020

 
Selanjutnya; Negeri Tulang Belulang (Lumpuhnya Bio Research Lapangan!)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun