Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pada Suatu Masa, Ketika Langit Jatuh Cinta

23 Januari 2020   09:16 Diperbarui: 23 Januari 2020   09:24 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.pexels.com

Di ketinggian sekian ribu kaki. Ladang kapas tanpa batas, dipanen matahari.

Biru adalah sebuah kedalaman. Di saat wajah langit tak lagi pias. Dan cahaya terpantulkan dengan sempurna. Aku hanya bisa terdiam. Mencari gaya bahasa selugas apa, yang bisa aku tuang dalam kata, ketika pagi sungguh-sungguh beraut muka purna.

Barangkali memang langit sedang jatuh cinta. Atau mungkin hatiku sedang memilih untuk tak bercuaca.

Aku hanya ingin teringat hujan. Kemarin malam. Saat aku berdansa dengan kilas balik masa silam. Kau ada di sana, sebagai kenangan, dalam bentuk siluet yang mengancam; jadikan aku bagian masa depan, atau biarkan aku tenggelam dalam wilayah ingatanmu yang belum terpetakan.

Di ketinggian yang mulai menuruni undak-undakan. Ladang kapas mulai menghitam.

Mungkin nanti akan turun gerimis. Serupa tangis. Tergelincir satu persatu. Di saat langit memutuskan bahwa jatuh cinta itu ternyata harus bersiap menemui kelu.

Atau mungkin hatiku sedang memilih untuk mengeras bersama batu-batu.

Jakarta, 23 Januari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun