Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Negeri Tulang Belulang (Lolos dari Maut)

30 September 2019   19:06 Diperbarui: 30 September 2019   19:12 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tet, Rabat, dan Ben berlarian menarik tubuh Ran yang tergeletak kelelahan di tepian sungai. Ran telentang menatap langit sambil menata nafasnya satu-satu. Dia terselamatkan di detik-detik terakhir oleh kedatangan Kapibara raksasa yang ternyata merupakan predator ular-ular mengerikan itu.

Tidak ada selimut atau jaket untuk memulihkan suhu tubuh Ran. Ketiga temannya hanya mengelilingi Ran dengan takjub. Cara Ran meloloskan diri tadi memang menakjubkan. Tak kenal menyerah sampai detik terakhir meskipun pada akhirnya terselamatkan oleh Kapibara-kapibara raksasa itu.

Suasana hening mengelilingi tepian sungai yang kembali tenang. Dari kejauhan, nampak Kapibara-kapibara itu menikmati makan siangnya dengan nyaman. Tet yang memperhatikan meremang bulu tengkuknya. Jangan-jangan binatang-binatang itu juga memangsa manusia? Uh!

Setelah beberapa saat tanpa suara dan ketika Ran sudah bisa bangkit lalu duduk sambil mengamati teman-temannya, barulah ketiga orang itu menyerbu Ran dan memeluknya erat.

"Kita harus berterimakasih pada Kapibara-kapibara raksasa yang sedang makan siang di tengah sungai sana. Mereka menyelamatkanmu kawan!" Tet menepuk bahu Ran dengan senang.

Ran tersenyum menyeringai. Gila! Kejar-kejaran tadi menghabiskan tenaga sekaligus adrenalinnya. Tubuhnya terasa sangat lemah. Namun dia luar biasa senang bahwa teman-temannya selamat semua.

Ran meraba kantong bajunya. Syukurlah daun-daun Trees of life and death ini masih ada. Daun-daun ini akan sangat berguna bagi mereka meloloskan diri dari pulau maut ini. Tapi dia harus memulihkan diri terlebih dahulu sebelum mulai membuat rencana demi rencana bersama kawan-kawannya. Ran memejamkan mata. Mencoba tidur sekedarnya.

Tet, Ben dan Rabat yang masih girang bukan kepalang dengan pertemuan tak terduga dengan Ran, membiarkan Ran tidur.

"Kita harus mencari makanan Tet. Kita semua kelelahan dan perlu asupan makanan yang memadai," Ben berkata pelan.

"Yup! Ayo kita cari di sekitar sini saja. Tet, kau punya catatan mana tumbuhan yang beracun dan tidak, bukan? Ayo kita cari. Kasihan juga Ran yang pasti sangat kelaparan," Ben menukas setuju.

Tet mengeluarkan catatan. Setelah beberapa hari tersesat mencari jalan pulang ke kapal dan banyak menjumpai peristiwa mengejutkan, Tet mencatat khusus tumbuhan yang bisa dimakan. Parameternya jelas. Jika hewan memakannya, maka tumbuhan, daun, atau buah itu sudah pasti aman dimakan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun