Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Serigala-serigala Alfa

18 Januari 2019   13:53 Diperbarui: 18 Januari 2019   13:55 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana macam apa yang diperlihatkan ketika dua serigala alfa saling menyeringai di malam buta saat belantara sepakat untuk menyerahkan nasib kepada mereka.

Lolongan demi lolongan kelaparan memanjat langit yang dipenuhi bintang. Menjadi saksi atas terjadinya kesepakatan bahwa belantara ini harus dijaga tanpa pertengkaran.

Memang seharusnya demikian.

Untuk apa bertengkar jika pada akhirnya belantara terguncang, terbakar, hangus lalu pupus menjadi debu-debu yang mengepulkan bau sangit dan rasa pahit.

Belantara yang bernama Indonesia ini terlalu indah untuk diacak-acak hyena atau diinvasi singa savana yang kebisaannya adalah menyamun tulang belulang tanpa bersisa.

Belantara yang disebut Indonesia ini terlalu cantik jika akhirnya dibedaki lumpur lalu dijajakan kemana-mana sebagai negeri para petempur yang takabur.

Serigala-serigala alfa adalah pemuka yang berdiri paling muka, memimpin migrasi dan perburuan jati diri. Serta mempertahankan harga diri dari rangkaian upaya penjajahan hati maupun keinginan bunuh diri.

Karena negeri yang dilahirkan rahim matahari ini adalah negeri yang ditakdirkan melahirkan banyak mimpi.

Jakarta, 18 Januari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun