Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Universa

12 Januari 2019   17:03 Diperbarui: 12 Januari 2019   17:21 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Matahari mendadak asing, di mataku, aku melihat kerumunan cahayanya jatuh, seolah spektrum udara yang mengancam.

Hujan kurang lebih sama, tiba-tiba saja terlihat seringainya. Seperti serigala, kelaparan berbulan-bulan, di tengah musim dingin, yang belum sampai pada puncaknya.

Halilintar berkobar-kobar. Menyundut langit dengan suara gelegar. Tak henti-henti. Seakan hendak menyirami bumi. Dengan sebanyak-banyaknya api.

Lautan bergulung-gulung. Menyapu setiap sudut dan permukaan. Dalam satu adukan kemarahan.

Ini universa. Hampir semua bagian semesta yang mengelilingi kita, menyampaikan pesan; Sisi buruk dari kebaikan tetap saja keburukan. Sisi baik dari keburukan sama sekali bukanlah kebaikan.

Bogor, 12 Januari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun