Tak selang berapa lama, Datuk ini sudah kembali sambil membawa daun daunan dan akar akaran. Â Selama beberapa saat, Datuk Rajo Bumi sibuk membuat ramuan obat bagi Putri Anjani. Â Harimau hitam raksasa itu seperti tahu apa bagian yang harus dikerjakan. Â Dia masuk ke dalam hutan mencari binatang buruan.
Tidak ada siapapun di dunia ini yang sanggup menduga apa yang bisa merubah seseorang. Â Hanya Sanghyang Widhi yang tahu persis rahasia itu. Â
Datuk Rajo Bumi adalah satu di antara datuk nomor satu di dunia persilatan yang paling tidak peduli dengan hubungannya terhadap sesama manusia. Dia berjanji tidak akan mengangkat seorang muridpun. Â Niatannya adalah membawa mati semua ilmunya bersamanya.
Namun bertemu Putri Anjani merubah semuanya. Â Datuk yang tidak bisa diduga jalan pikirannya itu sekarang berniat mengangkat gadis ini menjadi muridnya. Â Dia akan mewariskan semua ilmunya kepada gadis dari laut utara itu. Â Dia akan membuat gadis itu menjadi seseorang yang akan menggemparkan dunia persilatan. Â
Datuk sakti ini melihat sorot mata penuh dendam, amarah yang tak berkesudahan, di mata gadis itu. Â Dia suka. Ini bekal yang hebat untuk menggemparkan dunia.
Selama berhari hari, datuk sesat ini merawat Putri Anjani dari luka dalamnya yang parah. Saat sudah mulai pulih, datuk ini menanyakan kesediaan Putri Anjani untuk menjadi muridnya.Â
"Gadis cilik...siapa namamu? Â Apakah kamu mau menjadi murid Datuk Rajo Bumi?...aku akan membuatmu menjadi seorang wanita nomor satu di dunia persilatan...aku bisa membuatmu mampu membalas dendam atas apapun yang telah menimpamu..."
Putri Anjani terperangah kaget mendengar ini. Â Datuk Rajo Bumi? Â Tokoh luar biasa hebat yang jarang menemukan tandingan? Â Mau mengangkatnya menjadi murid? Ini luar biasa!
"Aku...Putri Anjani....sangat mau menjadi muridmu Guru! Terimakasih...terimakasih.."
Berulangkali Putri Anjani memberikan sembah takzim kepada Datuk Rajo Bumi.
"Ha ha ha ha....baiklah muridku...Putri Anjani...mulai saat ini kau adalah murid Datuk Rajo Bumi...ha ha ha...begitu kau turun gunung...balaslah dendammu...cabut nyawa orang orang yang telah menyakitimu satu persatu...aku akan menjadi saksi bagi lahirnya maut di dunia ini...."