Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tetralogi Air & Api, Idu Geni

9 Januari 2019   20:06 Diperbarui: 9 Januari 2019   20:05 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di makam Putri Dyah Pitaloka ; 'Kesetiaan menumpahkan darahnya..langit dan bumi akan bersujud kepada Sang Putri'

Di makam Andika Sinatria ; 'Keberanian membawa nyawanya pergi...seorang pangeran tiada tara di dunia'

Di makam Baginda Linggabuana ; 'Keperkasaannya tiada tanding...seorang raja besar tiada banding'

Setelah selesai menulis, Arya Dahana terpekur menundukkan kepalanya di hadapan ketiga makam keluarga kerajaan Galuh Pakuan.  Memanjatkan do'a terakhir bagi kepergian orang orang pilihan Sang Hyang Widhi.  Lalu membalikkan badan untuk pergi dari tempat yang melukai sejarah itu.

Namun langkahnya terhenti.  Di hadapannya berdiri Ki Tunggal Jiwo yang menatapnya dengan berapi api.

"Hentikan langkahmu anak muda! Aku menuntut pertanggungjawaban atas kematian putriku!"

Arya Dahana menghela nafas panjang.  Rasa sakit itu kembali menerpa dadanya. 

"Maaf Ki, aku sama kehilangannya dengan dirimu.  Dyah Puspita adalah bagian dari hidupku semenjak kecil.  Aku sangat berhutang budi kepadanya.  Kalau kau ingin menuntut pertanggungjawabanku, apa yang kau inginkan Ki?"

Ki Tunggal Jiwo tidak menjawab, tapi malah menggerakkan tangan mengirimkan pukulan maut ke arah Arya Dahana yang tentu saja terkejut bukan main.  Pukulan itu sangat dahsyat karena dilakukan dengan sepenuh hati.  Angin bersuitan keras mengiringi pukulan maut itu. 

Arya Dahana tidak bisa bermain main.  Pukulan Ki Tunggal Jiwo mengarah nyawanya.  Orang tua ini rupanya sangat dendam kepadanya.  Pemuda ini menghindar dengan sigap.  Namun Ki Tunggal Jiwo menyusulkan lagi pukulan bertubi tubi.  Terpaksa Arya Dahana melompat kesana sini untuk menghindari pukulan.

Ki Tunggal Jiwo adalah tokoh sakti yang kemampuannya luar biasa.  Tentu saja Arya Dahana tidak akan sanggup bertahan jika hanya menghindar. Suatu saat dia pasti akan terkena pukulan pukulan maut itu.  Terpaksalah pemuda ini melayani serangan serangan tanpa henti tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun