Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Amnesia

16 Desember 2018   09:02 Diperbarui: 16 Desember 2018   09:05 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada setiap kata-kata manis, terletak kebosanan yang tragis.

begitulah akhirnya aku harus menyerah terhadap amnesia. Menyerbu tanpa ampun seperti gelombang pasukan terakota. Menginvasi sel-sel kepala. Ke dalam puncak rasa lupa.

aku lupa bahwa aku harus khawatir terhadap insomnia. Malam bisa saja melahapku sebagai cemilan. Kalau aku terus-terusan menganggunya dengan gerutu tak menentu dan gurauan tak bermutu.

aku lupa tak seharusnya membiarkan phobia terhadap kesunyian membuatku menuliskan sajak-sajak yang menyatakan kematian. Aku menjadi tubuh yang rentan. Dengan pikiran rawan.

aku lupa berencana melafalkan kerinduan setiap kali menghafalkan kekacauan. Aku berharap sangat pada kebetulan yang malah mengirimkan sinyal-sinyal kegagalan.

amnesia pada akhirnya menyeretku ke dalam kekosongan. Di ruang-ruang yang disebut pemakluman.

di dalam akhir yang liris, pada setiap kata yang tragis, akan dijumpai jiwa-jiwa yang teriris.

menjadi sebuah kematian yang manis.

Bogor, 16 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun