Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi│Di Masa Depan

15 Agustus 2018   12:16 Diperbarui: 15 Agustus 2018   12:18 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: vebma.com

Musik di masa depan adalah musik yang dimainkan dari tombol-tombol kecil yang bernyanyi. Bukan dari gamelan maupun denting kecapi. Gamelan ada di ruang musium.  Kecapi tergeletak putus senarnya di sudut zaman yang beranjak mesum.

Tarian di masa depan adalah tarian yang digerakkan oleh botol-botol hologram yang meliuk-liuk ringan. Tidak nampak para penari dengan pinggul berisi ataupun mata bulat yang melirik ke kanan kiri. Para penari tertidur lelap di depan televisi.  Setelah menampilkan pagelaran yang dipentaskan di pertengahan mimpi.

Berjabat tangan di masa depan dilakukan oleh tangan-tangan tak kelihatan. Memutuskan ini damai dan itu perang. Lalu menyodorkan jumlah mayat yang harus dikuburkan. Di bagian bumi mana harus dimakamkan. Juga di belahan mana ibu-ibu muda mesti banyak melahirkan.

Masa depan telanjang di depan kita. Mencoba bertingkah menggiurkan agar kita meneteskan air liur. Terangsang. Lalu mengikuti mereka tanpa berpikir agar cepat sampai di ranjang. Terlelap kelelahan. Terbangun esok paginya dengan tenang, di kepala kita telah tercangkok otak udang.

Di masa depan, kita akan banyak diam. Menggemuk cepat. Lalu mati kegemukan. Semua dilakukan oleh tombol, hologram dan tangan-tangan tak kelihatan.

KL, 15 Agustus 2018 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun