Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cara Api Menyalakan Puisi

26 Juni 2018   11:43 Diperbarui: 26 Juni 2018   11:48 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
adietdigitalizing.blogspot.com

bagi elang, harimau dan ikan

supaya mereka diselamatkan, dari pemusnahan

juga manusia-manusia yang kelaparan

agar mereka mengunyah setiap kata, seolah itu roti atau nasi

Kau adalah senja, hujan, dan kelahiran

setiap kali aku ingin menuliskan keindahan, kerinduan dan kekacauan

Kau adalah laut, ngarai dan badai

setiap kali aku terperangkap dalam lupa, khilap dan lalai

Kau adalah api

menyalakanku dalam seringai wajah puisi

Bogor, 26 Juni 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun