Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cara Api Menyalakan Puisi

26 Juni 2018   11:43 Diperbarui: 26 Juni 2018   11:48 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
adietdigitalizing.blogspot.com

Jangan pernah berpaling

saat cuaca mendingin

hangatkan!

meski harus meminjam perapian

dari tungku-tungku yang nyaris padam

nyalakan lagi!

sulut dengan api kepundan

dari gunung-gunung yang memilih diam

Aku membutuhkan panas matamu

membakar benakku

hingga bisa disajikan sebagai hidangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun