Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dinding Kaca dan Atap Rumbia

7 Juni 2018   04:26 Diperbarui: 7 Juni 2018   04:34 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bumi. Rumah bagi yang hidup. Kuburan bagi yang mati. Berdinding kaca. Tipis dan rapuh. Mudah sekali runtuh.

Langit. Tajuk bagi kehidupan. Pengabar kematian. Beratap rumbia. Berlubang dan banyak sela. Gampang sekali retak.

Dinding kaca

Atap rumbia

Meletakkan kita dalam tempurung transparan

Sewaktu-waktu bisa diguncang berhamburan

Menjadi serpih-serpih berantakan

Memelihara dinding kaca

Merawat atap rumbia

Dengan sering bercermin

Juga menaklukkan ingin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun