"Ok I will do it. Â How much you will pay me for this?" suara berat Gian Carlo memecah udara restoran yang mendingin dengan cepat.
Robert menyebutkan sebuah angka. Â Gian Carlo mengerutkan alisnya yang tebal lalu menggelengkan kepala. Â Robert menyebutkan angka baru. Â Gian Carlo mendengus pendek dan menganggukkan kepala dengan enggan.Â
"Ok kita sepakat Carlo. Â Tugasmu hanya membawaku masuk Gerbang Waktu dan memastikan aku keluar dengan selamat. Â Ingat! Saat berada di dalam, akulah yang in charge. Â Kau harus menuruti semua perintahku." Robert menegaskan siapa majikan sebenarnya di urusan ini.
Gian Carlo menyesap habis tequilanya. Â Berdehem tanda sepakat lalu ngeloyor pergi. Â Robert memandangi punggung Gian Carlo sambil membatin shit tapi sekaligus bernafas lega. Â Tinggal satu urusan lagi yang perlu dibereskan. Â Robert meraih selulernya menekan panggilan internasional;
"Hello Minister."Â
Suara perempuan di seberang menyahut dengan antusias.
Robert sedikit berbisik saat menjelaskan semua maksudnya. Â Entah mengapa. Â Barangkali takut ada yang mendengar di seberang sana selain lawan bicaranya.
"I need your help on this matter. Â As usual, I will transfer to your account at Cayman Island,"Â Robert mengakhiri percakapan dengan tembakan kalimat mematikan.Â
------
Sin Liong meraih pergelangan tangan Mang Candra. Â Nadinya masih berdetak tapi Mang Candra sendiri sudah pingsan. Â Peluru itu mengenai lehernya sebelah kanan. Â Tembus. Â Sin Liong mengambil seluler di saku celana. Â Menghubungi Babah Liong untuk berkonsultasi mengenai langkah yang paling aman selanjutnya.
Babah Liong dengan tenang meminta Sin Liong menunggu sejenak. Â Belum 20 menit menunggu. Â Sebuah ambulance memasuki basement parkir dan berhenti tepat di depan mobil Sin Liong. Â Diikuti sebuah mobil sedan silver di belakangnya.