Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Reinkarnasi (Bab 11)

16 Mei 2018   07:45 Diperbarui: 16 Mei 2018   08:13 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kereta jurusan Bandung-Surabaya itu membelah malam yang sedikit pekat dengan kecepatan sedang.  Kereta api jalur selatan memang tidak bisa sekencang jalur utara.  Topografi yang bergunung dan berkelok mengharuskannya berjalan tidak dengan kecepatan tinggi.

Raja memandang keluar jendela.  Tak ada yang nampak kecuali warna hitam berpilin dengan sepi.  Suara roda kereta bergumul dengan rel adalah satu-satunya suara yang terdengar.  Malam adalah waktu yang tepat untuk mengistirahatkan mata.  Karena jika mata selalu dibiarkan terbuka saat malam tiba, banyak hal yang disajikan malam akan terasa menakutkan, asing dan pikiran digiring menyempit.

Raja tersenyum sendiri.  Pikirannya entah kemana sedari tadi.  Yang jelas dia merasa bahwa malam ini adalah awal mula dari sebuah kerumitan yang memaksanya untuk masuk.  Tapi dia melakukannya dengan senang hati.  Citra adalah satu-satunya alasan.  Raja kembali tersenyum.  Bayangan Citra mengembun di jendela kereta.

Tiba-tiba kereta berguncang hebat.  Hampir saja Raja terbentur kursi di depannya.  Kereta mengerem mendadak.  Para penumpang yang sudah mulai dikuasai kantuk atau bahkan telah terlelap, terbangun seketika.

Kereta berhenti di sebuah tempat entah di mana.  Raja mencoba melihat melalui jendela.  Hitam dan gelap.  Suara gaduh seperti lebah melingkupi semua gerbong kereta.  Terjadi kepanikan.  Semua orang bergerombol ke arah pintu kereta.  Raja tidak mau ikut.  Dia setenang singa.

Lalu jeritan melengking kencang membelah kegaduhan.  Sebuah jeritan yang membuat Raja tidak lagi setenang singa.  Jerit mengerikan yang menyayat hati dan nyali.

-----

Ruang rapat Shanghai Municipal History Museum.  Enam orang duduk melingkar di sebuah meja besar.  Wang Mo, direktur museum berusia pertengahan dengan dahi lebar dan selalu berkerut memimpin rapat.

"Hal-hal aneh terjadi beberapa hari terakhir ini.  Sebuah koleksi museum berupa lukisan abad ke 14 dari seorang putri cantik dari tanah Jawa tiba-tiba menghilang.  Setelah diselidiki, tidak ada bukti pencurian.  Frame dan kanvas lukisan juga masih utuh.  Benar-benar aneh!" Wang Mo geleng-geleng kepala.

Orang kedua di museum, Hoa Lie, seorang wanita cantik berwajah tirus dengan bibir yang selalu tersenyum mengejek, menyahut,

"Saya sudah mencoba melakukan penyelidikan mendalam mengenai kasus ini Pak Wang.  Saya telepon kolega saya di Jakarta apakah ada kaitannya dengan manuskrip kuno yang sedang ramai dibicarakan di kalangan Asosiasi Museum Asia.  Manuskrip tentang reinkarnasi yang bisa mengubah sejarah sekaligus mengguncang alur jaman." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun