Segelas tinggi coklat panas
Tersedia di hadapan
Uap tipisnya menarikan hidup sekeras cadas
Seorang perempuan berhati badai menumpangkan dagu pada tangan
Matanya menusuk pinggiran awan
Di situ dulu cintanya menumpang kerimbunan
Pecah berantakan tertiup angin
Terkumpul kembali ketika musim kembali dingin
Perempuan penyuka coklat
Melebarkan senyuman pekat
Melihat sehamparan bulir bulir padi
Dikerubungi burung burung pemburu pagi
Kali ini tidak lagi kali nanti
Sekarang adalah saatnya
Samudera sedang berangin
Jangan tunggu bertopan untuk tuntaskan ingin
Perempuan penyuka coklat
Batinnya diingsutkan mendekat
Tersenyum pada segelas tinggi coklat hangat
Sudah saatnya menyesap tanpa ada lagi rasa penat
Semarang, 14 Agustus 2017