Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan Penyuka Coklat

14 Agustus 2017   16:16 Diperbarui: 14 Agustus 2017   16:31 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Segelas tinggi coklat panas

Tersedia di hadapan

Uap tipisnya menarikan hidup sekeras cadas

Seorang perempuan berhati badai menumpangkan dagu pada tangan

Matanya menusuk pinggiran awan

Di situ dulu cintanya menumpang kerimbunan

Pecah berantakan tertiup angin

Terkumpul kembali ketika musim kembali dingin

Perempuan penyuka coklat

Melebarkan senyuman pekat

Melihat sehamparan bulir bulir padi

Dikerubungi burung burung pemburu pagi

Kali ini tidak lagi kali nanti

Sekarang adalah saatnya

Samudera sedang berangin

Jangan tunggu bertopan untuk tuntaskan ingin

Perempuan penyuka coklat

Batinnya diingsutkan mendekat

Tersenyum pada segelas tinggi coklat hangat

Sudah saatnya menyesap tanpa ada lagi rasa penat

Semarang, 14 Agustus 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun