Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Perjalanan Lahir Batin Prolet; Diserang "Ingin Menangis"

19 Mei 2017   07:40 Diperbarui: 19 Mei 2017   09:07 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mata ayu itu memandangi setiap sudut ruangan.  Ruang kantornya yang besar ini rasanya seperti Sahara.  Begitu kering dan menyesakkan.  Pemuda bodoh!  Rasanya ingin menangis!

Tuan Puteri menghentikan lamunannya yang begitu terik.  Dihentikan paksa oleh suara ketukan 3 kali di pintu.

“masuk....” suaranya lemas.

Prolet berjalan menunduk membawa nampan.  Tuan Puteri melengos dengan sigap.  Tak mau melihat.

Prolet meletakkan nampan sepelan mungkin.  Suara piring beradu dengan meja kaca seolah bisa meledakkan upaya minta maafnya menjadi sia sia.

Prolet berlalu tergesa keluar ruangan.  Pintu tidak ditutup.  Dia kembali lagi dengan tergesa.  Meletakkan sebuah pot bunga cukup besar di sudut ruangan.  Sebelum keluar dan menutup pintu.  Menyampaikan puncak dari permintaan maafnya. 


“Tu...tuan Pu..puteri...maafkan sa..saya...” tetap dengan gagapnya yang aneh.  Tuan Puteri tetap diam sejuta bahasa.

Pintu tertutup pelan.  Tuan Puteri menoleh dan hampir memanggil.  Dibatalkan.  Penasaran dengan apa yang dibawa Prolet tadi.  Menuju sudut ruangan.  Bunga bunga pink bermekaran menyiarkan keharuman.  Bunga Airmata Kekasih!

Mata Tuan Puteri sudah bersiap siap.  Dihampirinya meja di tengah ruang kerjanya.  Dibukanya tutup saji cantik di depannya.  Gado gado kesukaannya!  Beberapa butir mutiara melewati pipinya dengan leluasa.  Tuan Puteri benar benar menangis....

Jakarta, 19 Mei 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun