Mohon tunggu...
Mike Reyssent
Mike Reyssent Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia Graceadeliciareys@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

2024 Senjakala Partai Demokrat?

7 Juni 2022   05:25 Diperbarui: 7 Juni 2022   06:03 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

1. November 2021, DPD Demokrat Riau mengadakan Musda.

Ketua DPD Partai Demokrat Riau Asri Auzar menyatakan Musda ke-V Partai Demokrat yang dilaksanakan di salah satu ruang pertemuan hotel, di Pekanbaru, Riau, Selasa (30/11) tidak sah.

"Musda hari ini adalah Musda ecek-ecek (main-main). Musda pengambilalihan paksa yang dilakukan dewan pimpinan pusat terhadap dewan pimpinan daerah Provinsi Riau," kata Asri Auzar

2. Menjelang akhir tahun 2021, tepatnya pada tanggal 21 Desember 2021,terjadi lagi kekisruhan saat Musda DPD Demokrat di Sulawesi Selatan. Ilham Arief Sirajuddin yang mendapat suara dukungan terbanyak yakni 10 DPC tetapi tidak dipilih menjadi Ketua DPD.

DPP Partai Demokrat lebih memilih Ni'matullah sebagai Ketua DPD Demokrat Sulsel yang hanya mendapat dukungan 8 DPC

3. Baru mulai tahun 2022, terjadi kisruh juga pada Musda DPD Partai Demokrat NTT, hal yang sama dengan Musda DPD Riau, pada Musda DPD Demokrat NTT juga terjadi pembakaran atribut partai.

Musda DPD Demokrat yang sebenarnya dilaksanakan pada 15 Oktober 2021, justru hasilnya menimbulkan kekisruhan pada Januari 2022.

Hingga akhirnya muncul aksi pembakaran atribut partai. Massa yang ricuh memprotes hasil Musda Demokrat NTT yang menetapkan Leonardus Lelo sebagai Ketua DPD Partai Demokrat NTT terpilih menggantikan Jefri Riwu Kore (Jeriko).

4. Musda DPD Demokrat Jawa Timur

Lagi lagi, Musda DPD Partai Demokrat berakhir kisruh. Pada pemilihan, Bayu (menantu Pakde Karwo), mendapat suara dukungan terbanyak, yakni 24 DPC. Bayu memiliki nasib yang sama dengan Ilham Arief Sirajuddin, AHY justru memilih Emil Dardak yang memperoleh suara DPC lebih sedikit, untuk memimpin Demokrat Jatim.


Memilih pihak yang kalah sebagai pemenang jelas jelas sangat mencederai demokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun