Mohon tunggu...
Masni Rahmawatti
Masni Rahmawatti Mohon Tunggu... Lainnya - Journalist

Menulis Membuka Pikiran -- Publikasi: Buku Indonesia dalam Pusaran Pandemi Covid-19

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjalanan Serangkai Mawar Merah

1 November 2020   17:31 Diperbarui: 9 Januari 2021   09:38 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ku hirup pelan wangi bunga mawar merah yang terletak di atas vas itu. Semerbak wanginya menyeruak ke dalam rongga hidung. Tenang. Itulah yang ku rasakan saat ini.

Ku raih beberapa tangkai mawar merah itu dan kuberikan kepada pelayan toko. "Tolong, dirangkai dengan cantik. Untuk orang yang sangat saya sayangi," ujarku kepada sang pelayan toko. Dia tersenyum manis sambil meraih bunga itu dari genggamanku. Dengan sigap dia merangkai mawar itu dengan menambahkan beberapa ornamen pendukung seperti pita dan plastik pembungkus. Terlihat bagus dan menawan.

"Satu buket bunga untuk orang tersayang." Pelayan toko tersebut menyerahkan mawar yang sudah dirangkai dengan anggun kepada ku. Aku meraihnya dengan penuh haru dan semangat. Tidak sabar ingin memberikannya kepadamu wahai orang tersayang.

Aku melangkah keluar toko dengan perasaan campur aduk. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Seingatku, terakhir kali kami bertemu, tepat satu tahun yang lalu. Di hari ulang tahunnya. Kali ini, aku sudah tidak sabar ingin bertemu dan menyerahkan buket bunga ini dengan penuh cinta.

Ku percepat langkahku saat melihat busway dari kejauhan. Di depan mata sudah terlihat halte untuk busway ini berhenti. Aku harus cepat supaya tidak tertinggal. Busway berwarna hijau muda itu berhenti tepat saat aku kehabisan napas di depan halte ini. Aku melangkah masuk dan mencari tempat duduk ternyaman. Di kursi paling belakang.

Ku dekap erat buket bunga ini ke dalam pelukan ku. Berharap ia mendapat kehangatan cinta dan kasih sayang dariku. Sekali-sekali ku perbaiki beberapa kelopak yang menyentuh kertas dan plastik pembungkus. Aku tidak rela mawar ini rusak.

Di sepanjang perjalanan ini aku memikirkan bagaimana caranya memberikan buket mawar ini. Sudah lama tidak bertemu, memuatku sedikit lupa cara berinteraksi dengannya. Aku gugup dan takut salah. Takut jika dia menolak hadiah ini. Tapi, aku sekarang yakin kalau dia akan suka dengan mawar ini, karena ini adalah bunga favorit dia dari dulu.

Perjalanan ke tempatnya memakan waktu yang lama.  Namun, iringan music lofi yang diputar oleh pengemudi bus ini membuat aku merasa nyaman. Ku lihat ke sekeliling, penumpang lain sepertinya menikmati perjalanan dengan iringan musik nan lembut. Tapi, ada satu hal yang membuatku tertawa saat ini. Sepasang anak kecil yang sedang bertengkar kecil perkara jepitan rambut. Sepertinya mereka saudara kembar.

Ayah mereka mencoba melerai perkelahian kecil itu, tapi mereka tetap berpegang dengan prinsip masing-masing. Tidak mau mengalah dan menampakkan wajah kesal saat merasa kalah dalam pertempuran. Sangat lucu sekali. Interaksi mereka memutar kembali rol memori masa kecil ku dulu. Saat aku bertengkar hebat dengan Kino, saudara kembarku, hanya karena kaos kaki kami yang tertukar.

Perjalanan kali ini memberikan banyak cerita. Dari sepasang saudara kembar yang bertengkar, ibu-ibu yang merasa kehilangan kaca matanya, tapi sebernya terletak di atas kepalanya dari tadi, sampai seorang bapak-bapak yang tertidur pulas di kursi seberang ku. Wajahnya lucu sekali.

Aku menjadi semakin tidak sabar ingin bertemu dengannya. Ingin berinteraksi layaknya orang-orang yang ku temui di perjalanan ini. Memutar kembali kenangan masa lalu dengan saling bercerita. Apakah dia di sana juga berharap seperti aku kah? Entahlah, tapi aku harap dia juga mengharapkan hal yang sama dengan ku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun