Mohon tunggu...
Ummie S. Wahiuney
Ummie S. Wahiuney Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seseorang yang masih belajar merangkak dan ingin berjalan untuk membuka mata. dunia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

“Aku Bertanya pada Langit Tua Tak Ada Jawabnya”

5 September 2012   17:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:52 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13468699481602984751

ilustrasi

Sepertinya, kau terlalu lama menahannya

Alasan apa hingga ia kau jadikan tawanan?

Sedangkan mereka lebih-lebih membutuhkannya.

Aku pikir ini amanah untukmu.

Tidakkah kau tahu bunga-bunga disebrang sana

Kolam ikan yang mulai menyusut, menjadi derita sahabatku

Mereka selalu setia menanti kebijakkanmu

Mengelusimu hingga perlahan merayu-rayu.

Dengarkanlah sederet tanya yang membusa ini!

Mengapa kau membisu?

Bisu itu bukan jawaban, sayanng.

Kami butuh kepastian, terlebih aku.

Sadarlah! Ini bukan Juni, ini September.

Masih lekat diingatanku

Dulu, guruku mengajarkan trik menghafal bulan hujan,

“Bulan yang berakhiran ‘ember’ adalah bulan hujan”,

Apakah  bulan depan bulan kebebasannya?

Jika begitu,  haruskah aku menunggu lagi?

Sembari menyiapkan, payung usamku yang dimakan karat,

menyiapkan jas hujanku yang buluk itu, dan

menata genteng-genteng yang bocor.

Hingga sampailah bulan ‘ember-ember’ tiba.

Aku seperti pejalan kaki pencari keadilan

yang dipertemukan dengan Presiden.

Tasikmalaya, 6 September 2012

Ummie S. Wahiuney

(*) Lanjutan dari Puisi yang berjudul Kau Air Mata yang Kurindu. Dan “Aku Terbelenggu di Kolammu, Bapak”.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun