Mohon tunggu...
mihmi
mihmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - "Aku belajar menulis, karena tahu kamu suka membaca"

amateur dan masih perlu belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Listrik dari Laut untuk Kemaslahatan Energi di Indonesia

21 Februari 2022   08:52 Diperbarui: 23 Februari 2022   18:28 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Gelombang Pantai Watukarung Pacitan (sumber: www.pemburuombak.com)

PT. PLN (Persero) menjadi lembaga pemerintah dalam penyediaan kelistrikan nasional, dinilai belum mampu menyediakan energi listrik seiring pesatnya kebutuhan listrik di masyarakat dan industri. Kebutuhan listrik di Indonesia ada 4 meliputi rumah tangga, usaha atau bisnis, industri dan umum (sosial, gedung pemerintah dan penerangan jalan umum). 

Indonesia sendiri merupakan negara maritim terbesar di dunia, luas laut Indonesia mencapai 5,8 juta km2. Dibandingkan dengan energi matahari dan angin, energi yang ada di laut ini memberikan ketersedian mencapai 90% dengan kawasan yang potensial tidak terbatas. 

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengidentifikasi dan memetakan tiga jenis potensi energi laut sebagai Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang bisa dimanfaatkan untuk kemaslahatan bangsa Indonesia yaitu panas laut, arus laut dan gelombang laut. Energi terbarukan memiliki sumber energi non fosil yang dapat diperbaharui, ramah lingkungan dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Energi terbarukan yang di kembangkan di suatu daerah dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan membantu kebutuhan energi pada daerah tersebut.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat bahwa Indonesia memiliki potensi energi panas laut (Ocean Thermal Energy Conversion/OTEC) terbesar di dunia. Energi panas laut merupakan energi baru terbarukan yang bersumber dari perbedaan temperatur air laut yang mudah ditemukan pada perairan laut tropis. 

Melihat posisi Indonesia, potensi yang bisa dikembangkan mencapai 41 gigawatt (GW). Potensi ini tersebar di beberapa lokasi seperti pantai barat Sumatera, selatan Jawa, Sulawesi, Maluku Utara, Bali, dan Nusa Tenggara Timur. Pemanfaatan OTEC juga diklaim akan berdampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar di bidang perikanan karena akan memberikan nutrisi pada biota laut di permukaan laut (CNN, 2017). Beda hal dengan OTEC, energi arus laut adalah energi yang dihasilkan dari gerakan horizontal massa air laut secara teratur dari satu tempat ke tempat yang lain. 

Sedangkan energi gelombang laut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya. Gelombang laut yang menyimpan energi kinetik dalam jumlah besar yang dapat dikonversi menjadi energi listrik. Muka air laut yang selalu mengalami osilasi (gerakan naik turun) sehingga energinya juga dapat dimanfaatkan. Kekuatan gelombang bervariasi di setiap lokasi. Wilayah samudera Indonesia sepanjang pantai selatan Jawa sampai Nusa Tenggara serta pantai barat Sumatera bagian selatan juga berpotensi mempunya energi gelombang laut yang besar.


Sebagai contoh, wilayah selatan pulau Jawa, kabupaten Pacitan berada di kawasan pesisir selatan pulau Jawa dengan karakteristik gelombang laut yang relatif tinggi, bisa dimanfaatkan sebagai potensi energi kelautan dalam membangkitkan tenaga listrik. Di wilayah pesisir pelosok Pacitan dengan topografi daerah berbukit dan bergunung, penduduk yang terpencar dan sulit dijangkau sehingga layanan listrik belum merata ditambah lagi tingkat kemiskinan rumah tangga yang kurang mampu berlangganan listrik PLN. Meskipun di Pacitan berdiri Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) namun faktanya rata-rata layanan listrik PLN baru mencapai 73,32 % dari total rumah tangga di Kabupaten Pacitan (Pacitankab,2021). Kondisi alam yang seperti ini sangat potensial untuk pengembangan sumber energi alternatif pembangkit listrik tenaga gelombang laut. Sehingga energi gelombang laut di Pacitan ini dapat dimanfaatkan untuk energi listrik masyarakat pesisir dan membantu nelayan dalam mengolah hasil laut. Begitu juga dengan potensi energi arus laut dan energi panas laut yang tersebar dan terpetakan  banyak titik di kepulauan Indonesia bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik sesuai dengan topografi wilayah masing-masing.

Sebelumnya di  tahun 2002 pemerintah melalui bantuan pusat maupun provinsi telah menggulirkan program energi terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Alasannya jelas karena kondisi geografis yang berbukit dan bergunung, seperti di pelosok kecamatan Bandar masih sulit dijangkau PLN. Warga beralasan untuk memakai tenaga dari PLN biaya pasang akan lebih mahal, karena dibutuhkan infrastruktur lebih banyak dibanding wilayah kecamatan lain. Sayangnya, perangkat PLTS yang ada saat ini banyak yang tidak berfungsi, karena terkendala mahalnya biaya perawatan. Kurang lebih 20 persen di antaranya sudah tidak terpakai lagi. Kebanyakan kerusakan ada pada panel penyimpan energi listrik.
Selain masalah masa pakainya yang habis, rusaknya perangkat daya itu diperkirakan karena perawatan yang minim. Sesuai umur pakai, sebuah baterai akan mampu bertahan antara 3-4 tahun. Untuk membeli perangkat daya berupa satu unit baterai daya 12 volt, warga pengguna PLTS harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 800 hingga Rp 900 ribu. Nilai sebanyak itu tentu cukup besar bagi warga yang tinggal di daerah terpencil dan hanya bermata pencaharian sebagai petani atau buruh.

Dari pengalaman pembangunan PLTS di tahun sebelumnya, maka pengembangan energi terbarukan pembangkit listrik tenaga energi laut ini tentu membutuhkan anggaran dana yang tidak sedikit. Salah satu tantangannya adalah diperlukan kajian/riset terkait pemanfaat energi laut lebih lanjut yang ditinjau dari berbagai aspek. Diantaranya pemetaan ketersediaan sumber daya yang akan dimanfaatkan, teknologi tepat guna yang akan digunakan, pertimbangan aspek ekonomi yang riil nya harus lebih ekonomis dibanding tenaga surya atau energi terbarukan lainnya. Selain itu juga pertimbangan dampak lingkungan dan sosial serta kompetisi (benturan) dengan penggunaan penting lainnya. Dengan harapan potensi energi terbarukan gelombang laut di wilayah pelosok pesisir dapat dimaksimalkan kegunaannya dan sinergi dengan konsep pengembangan kawasan ramah lingkungan serta berkelanjutan.

Bukan hal yang mustahil jika potensi energi laut ini benar-benar dimanfaatkan, dalam rangka mendukung pembangunan nasional secara berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan energi nasional, maka kemandirian pengelolaan energi dan ketersediaan energi dalam negeri dapat tercapai, sehingga kebutuhan energi dalam negeri dapat terpenuhi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun