Mohon tunggu...
Miftakhul Umam
Miftakhul Umam Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika di SMP PGRI Sumberagung

Membaca, Mendengarkan musik, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice Pendidikan

2 Maret 2024   14:40 Diperbarui: 2 Maret 2024   15:07 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

BEST PRACTICE

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI MEDIAN DI KELAS VII SMP PGRI SUMBERAGUNG KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Miftakhul Umam

Email : miftakhulumam47@gmail.com

Program Studi Pendidikan Matematika

PPG Dalam Jabatan Univesitas PGRI Madiun Angkatan 3 tahun 2023


https://unipma.ac.id dan https://ppg.unipma.ac.id 

Abstrak :

Metode pembelajaran yang selalu sama dan berulang menjadikan peserta didik menjadi bosan saat menjalani pembelajaran. Perlu sebuah inovasi mengenai metode pembelajaran yang bervariasi mengenai pembelajaran yang mempertemukan hal-hal di kehidupan nyata dengan materi median. Kodisi ini perlu diperbaiki dengan memberikan sebuah inovasi berupa pembelajaran melalui tayangan video pembelajaran dan penerapan model Problem Based Learning (PBL) serta pemberian LKPD kelompok yang menarik dan kontekstual. Pembelajaran materi median ini menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan metode pembelajaran ceramah dan diskusi kelompok. Praktik pembelajaran di kelas yang bervariasi ini dilaksanakan di kelas VII  SMP PGRI Sumberagung Kabupaten Bojonegoro. Hasil praktik pembelajaran menggunakan metode pembelajaran di kelas yang bervariasi ini menunjukkan keterlibatan siswa selama pembelajaran yaitu 95,65% dan keterlaksanaan pembelajaran sebesar 96,55%. Sebesar 82,6% siswa tuntas dalam pengerjaan soal evaluasi serta mendapatkan rata-rata nilai LKPD sebesar 80. Hasil praktik pembelajaran menggunakan metode ceramah dan diskusi kelompok disertai video pembelajaran dengan model Problem Based Learning memberikan hasil yang sangat baik sehingga diharapkan dapat memudahkan guru dalam memilih inovasi pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran dapat bervariasi.

Kata Kunci: Problem Based Learning, video pembelajaran, inovasi pembelajaran

PENDAHULUAN

Pada era digital ini, paradigma pembelajaran telah mengalami transformasi yang signifikan. Inovasi teknologi tak hanya menciptakan perubahan dalam metode pengajaran, tetapi juga menghadirkan pendekatan baru dalam menyampaikan informasi. Salah satu alat yang sering digunakan dalam penyampaian informasi pembelajaran adalah video. Video pembelajaran bukan hanya sekadar hiburan, melainkan menjadi sarana pembelajaran efektif untuk mentransfer pengetahuan dengan cara yang lebih interaktif dan menginspirasi.

Pembelajaran yang efektif selalu melibatkan peran peserta didik sebagai sumber belajar dengan melaksanakan kegiatan untuk menambah pengetahuannya sendiri, sehingga peran guru hanya sebagai fasilitator dan pendamping siswa dalam belajar. Aktivitas belajar ini akan berpengaruh pada prestasi belajar. Peran seorang guru dalam pembelajaran harus menekankan pada pengembangan potensi, kecerdasan kognisi, emosi, sikap, tanpa melupakan pembentukan karakter peserta didik. Kegiatan pembelajaran yang menarik dapat dilakukan di dalam ruang kelas dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar. Hal yang dapat mempertemukan antara teori yang terdapat dalam buku dan kehidupan nyata ditayangkan melalui video pembelajaran yang membuat siswa lebih tertantang (Siska Abdulah, dkk 2023).

Permasalahan yang nyata dalam pembelajaran dapat menambah tingkat pencapaian belajar melalui LKPD kelompok yang menarik dan kontekstual. Selain itu, belajar diskusi secara berkelompok yang heterogen dapat membantu peserta didik dalam mengimplementasikan pengetahuan dan pemahaman yang dikuasai dan dapat meningkatkan keterampilan sosial. Pembelajaran diskusi kelompok  dikemas agar peserta didik dapat menelaah materi dengan permasalahan kontekstual yang nyata di lingkungan sekitar  sehingga proses belajar akan semakin bermakna. Pembelajaran yang bermakna diharapkan dapat meningkatkan ketercapaian tujuan pembelajaran.

Model pembelajaran yang selalu sama dan berulang menjadikan peserta didik menjadi bosan saat menjalani pembelajaran. Pembelajaran di kelas yang membosankan dan jenuh akan  mempengaruhi motivasi belajar peserta didik (Rohim, 2018). Rendahnya keinginan belajar terhadap mata pelajaran Matematika juga mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Jika keinginan belajar peserta didik tinggi, maka hasil belajar peserta didik pun juga baik. Hal ini karena hasil belajar merupakan hasil yang diwujudkan dalam nilai akibat interaksi antara tindakan belajar dan mengajar. Perlu sebuah inovasi mengenai model pembelajaran yang bervariasi mengenai pembelajaran yang menggunakan permasalahan kontekstual dengan materi Matematika. Pembelajaran yang memperlakukan peserta didik sebagai partisipan aktif bukan sebagai penerima pasif.

Sementara itu, minat belajar Matematika di SMP PGRI Sumberagung Kabupaten Bojonegoro masih rendah, hal ini karena selama pembelajaran Matematika peserta didik belum berperan aktif. Sehingga menimbulkan kejenuhan pada peserta didik. Kondisi ini perlu diperbaiki dengan memberikan sebuah inovasi berupa pembelajaran di dalam kelas yang melibatkan peserta didik aktif dalam pemecahan masalah. Menurut Trianto, (2009), Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang keterampilan pemecahan masalah.

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di SMP PGRI Sumberagung Kabupaten Bojonegoro semester 2 tahun pelajaran 2023/2024, pada kelas VII yang berjumlah 23 peserta didik.  Peserta didik kelas VII dibagi menjadi 5 kelompok sehingga  masing-masing kelompok terdapat 4-5 peserta didik. Pengelompokan peserta didik ini didasarkan pada hasil asesmen diagnostik kognitif di awal pembelajaran. Kelompok disusun secara heterogen agar setiap anggota kelompok yang masih dibawah rata-rata mendapatkan tutor sebaya oleh teman yang memiliki kemampuan lebih di atasnya. Tujuan pengelompokan ini agar peserta didik lebih aktif berdiskusi dan belajar berkolaborasi dengan sesama teman di kelompoknya.

Kegiatan belajar mengajar ini menggunakan materi median suatu data dan memakai model pembelajaran Problem Based Learning dengan metode ceramah dan diskusi. Problem Based Learning ini memiliki 5 sintak yaitu Orientasi Peserta didik kepada masalah, Mengorganisasikan Peserta didik untuk belajar, Pengumpulan Informasi dan Data, Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kelima sintak ini secara berurutan diterapkan selama pembelajaran.

Sebelum pembelajaran dimulai, peserta didik dikondisikan dahulu di dalam kelas agar pembelajaran berjalan efektif. Setelah itu, peserta didik juga mendapatkan asesmen diagnostik non kognitif dan kognitif. Asesmen diagnostik kognitif berupa pertanyaan mengenai materi yang pernah dipelajari sebelumnya yaitu tentang sajian suatu data dalam bentuk diagram. Sedangkan untuk asesmen diagnostik non kognitif berupa perasaan yang sedang dirasakan peserta didik saat itu. Peserta didik menjawab secara langsung pertanyaan yang disampaikan oleh guru. Setelah itu, dilakukan apersepsi berupa menampilkan diagram suatu data. Diagram mengenai tinggi badan dan banyaknya siswa pada suatu data. Peserta didik diberikan pertanyaan pemantik untuk menumbuhkan rasa ingin tahu materi apa yang akan dipelajari tersebut. Pertanyaan pemantiknya adalah "Berdasarkan data tinggi badan pada diagram batang di atas, maka berapa nilai tengah tinggi badan peserta didik?". Setelah mendapatkan beberapa jawaban dari beberapa peserta didik, kemudian peserta didik diarahkan bahwa hari ini kita akan membahas median dari suatu data.

Peserta didik juga diberitahu bahwa tujuan pembelajaran hari ini adalah Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL), dan pengamatan video pembelajaran, Peserta didik mampu menerapkan konsep dasar bahasan median dari suatu data yang disajikan dengan tepat (C3) dan Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL), Peserta didik mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan median suatu data yang diberikan dengan benar (C4).

Kegiatan inti ini dilakukan dengan membagi masing-masing kelompok untuk melakukan diskusi dalam kelompok. Kegiatan diskusi kelompok diawali dengan meyaksikan tayangan video pembelajaran yang ditayangkan oleh guru untuk menambah pemahaman peserta didik terhadap materi. Secara klasikal, peserta didik mengidentifikasi bagaimana menentukan median dari data tinggi badan yang disajikan sebelumnya. Peserta didik menerima informasi tentang langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan median suatu data.

Peserta didik mengamati dan mengidentifikasi masalah pada LKPD secara saksama. Peserta didik berdiskusi dengan teman dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah dengan menerapkan pemahaman konsep tentang median. Peserta didik diarahkan menerapkan kegiatan tutor sebaya dalam kegiatan diskusi kelompok. Peserta didik dalam kelompok mendapat bimbingan dari guru untuk memahami masalah-masalah yang dianggap sulit oleh peserta didik.

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka terkait LKPD yang sudah dikerjakan secara bergantian. Guru menjadi fasilitator saat peserta didik melaksanakan presentasi dan mengarahkan peserta didik yang lain untuk memperhatikan saat presentasi. Kelompok lain bersama guru memberikan tanggapan terhadap presentasi yang telah dilakukan. Peserta didik saling mengapresiasi hasil diskusi antar kelompok.

Guru memberikan apresiasi kepada setiap kelompok yang telah presentasi dan kemudian memberikan klarifikasi atas beberapa hal-hal yang kurang tepat mengenai permasalahan yang dibahas. Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi tentang median dari suatu data. Guru memberikan penguatan terkait kesimpulan materi tentang median dari suatu data.  

Selama pembelajaran berlangsung, terdapat pengamat dari rekan guru untuk mengamati keaktifan peserta didik selama proses kegiatan pembelajaran. Keaktifan peserta didik diamati menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh guru. Selain keaktifan peserta didik, keterlaksanaan kegiatan pembelajaran ini juga diamati oleh observer.

Pada kegiatan penutup, peserta didik diberikan postes (asesmen formatif) yang dikerjakan secara mandiri dalam bentuk soal uraian guna mengukur ketercapaian dari tujuan pembelajaran yang telah dilaksanakan, Guru memandu peserta didik untuk melakukan refleksi tentang pembelajaran hari ini dengan diberikan pertanyaan untuk dijawab langsung terkait materi pelajaran yang dibahas dan perasaan peserta didik hari ini. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya. Guru bersama peserta didik menutup kegiatan dengan do'a dan salam.

Tantangan yang saya hadapi dalam penerapan inovasi pembelajaran ini adalah membutuhkan persiapan yang lama dan matang oleh guru serta memakan waktu lama saat proses pembelajaran. Hal ini bersesuain yang dikemukakan oleh Ulfah Febriani, dkk (2022) bahwa penerapan model PBL berbantu media video pembelajaran memiliki kelemahan diantaranya waktu yang terbatas dalam proses pembelajaran sehingga dalam penyampaian materi dirasa masih kurang maksimal.

HASIL DAN PEMBAHASAN 

Pembelajaran yang dilaksanakan pada hari Jum'at, 26 Januari 2024 di kelas VII SMP PGRI Sumberagung Kabupaten Bojonegoro pada materi median  telah terlaksana dengan baik. Peserta didik aktif selama mengikuti kegiatan pembelajaran, mereka terlibat dalam seluruh kegiatan. Setiap kelompok melakukan pengamatan terhadap materi pelajaran dan LKPD yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan gambar 1, terlihat bahwa peserta didik melakukan kegiatan pembahasan LKPD dengan mengamati permasalahan kontekstual pada LKPD. Dengan kegiatan pengamatan materi pendukung pada LKPD ini sangat membantu siswa dalam memahami dan mengetahui setiap jawaban dari pertanyaan yang terdapat pada LKPD maupun yang ditanyakan oleh guru dan teman sejawat. Hal ini karena menempatkan peserta didik dalam posisi yang dominan pada pembelajaran, mereka seluruhnya sebagai pusat pembelajaran.

Keaktifan dan keterlibatan peserta didik selama pembelajaran dan keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh rekan guru sejawat sebagai observer menunjukkan hasil yang sangat baik.

Tabel 1. Hasil pengamatan  pembelajaran oleh observer

  • No
  • Kegiatan
  • Persentase (%)
  • 1
  • Keterlibatan peserta didik selama pembelajaran
  • 95,65
  • 2
  • Keterlaksanaan pembelajaran oleh guru
  • 96,55

Berdasarkan tabel 1, keterlibatan siswa selama pembelajaran  sangat baik dengan persentase 95,65 %, hal tersebut dikarenakan pada awal pembelajaran  guru memberikan tayangan video pembelajaran untuk memfokuskan kembali perhatian siswa. Hal ini karena mata pelajaran matematika dilaksanakan di pagi hari menjelang waktu istirahat yang memungkinkan faktor ingin segera makan jajan, lapar, kelelahan, kesulitan, dan kejenuhan serta perasaan yang kurang memuaskan atau bahkan mata pelajaran yang kurang diminati pada jam pelajaran sebelumnya. Disini guru memberikan motivasi atau sekedar kata penyemangat kepada peserta didik dan mengingatkan waktu yang tersedia untuk meyelesaiakan seluruh kegiatan pembelajaran.

Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) membuat perserta didik berani, bekerjasama, percaya diri saat menampilkan hasil karya dan semangat dalam belajar, serta membuat perserta didik aktif mengerjakan tugas baik individu/ kelompok dan dapat mengambil peran dalam seluruh proses pembelajaran.

Penggunaan media video pembelajaran sangat membantu perserta didik untuk cepat memahami materi yang dipelajari. Penggunaan model dan media tersebut diatas dianggap sangat berhasil dan sangat efektif jika digunakan dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat menigkatkan kemampuan peserta didik dalam hal pemecahan masalah. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Noviantii et al., (2020) menyimpulkan bahwa model PBL meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik kelas VII 2 SMPN 9 Pekanbaru.

Keterlaksanaan oleh guru mendapatkan persentase 96,55% yang berarti sudah terlaksana sangat baik. Hal ini dikarenakan guru memiliki modul ajar yang telah disusun dan dipelajari sebagai pedoman mengajar dan bertindak. Selain itu dalam menyusun modul ajar, guru sudah merencanakan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik serta menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan lebih terarah dan terfokus pada kebutuhan peserta didik.

Selama penyusunan modul ajar beserta perangkat pembelajaran, guru melakukan diskusi dengan teman sejawat, guru pamong, maupun dosen pembimbing guna kesempurnaan modul ajar dan ketercapaian tujuan pembelajaran. Modul ajar digunakan sebagai pedoman guru agar teknik mengajar di dalam kelas sesuai dengan indikator pencapaian yang lebih efektif dan efisien.

Faktor pendukung lainnya selama pembelajaran yaitu penggunan bahasa yang baik dan benar, pengucapan yang jelas dan keras yang dapat dipahami seluruh peserta didik serta pakaian yang rapi dan sopan dapat menunjang terlaksana pembelajaran dengan baik. Kegiatan pembelajaran ini sudah terlaksana dengan baik. Hal tersebut dilihat dari hasil LKPD yang sudah diisi oleh peserta didik. Berikut ini hasil LKPD peserta didik:

                                                                                                          Tabel 2. Nilai LKPD kelas VII 

Berdasarkan data tersebut hasil pengamatan peserta didik di kelas menunjukkan hasil yang sangat baik. Rata-rata hasil LKPD peserta didik kelas VII yaitu 85,3.  Peserta didik lebih memahami belajar dengan berdiskusi kelompok bersama teman sejawat. Selama melakukan aktivitas pembelajaran berkelompok, peserta didik merasa senang dan antusias. Hal ini terbukti dari seluruh peserta didik mengikuti kegiatan diskusi dan pengamatan dengan menyelesaikan tugasnya masing-masing di kelompoknya.

Hasil presentasi kelompok melalui penilaian keterampilan juga menunjukkan hasil yang baik. Seluruh kelompok mampu menyelesaikan LKPD nya tepat waktu. Mampu mempresentasikan kegiatan observasinya dengan suara yang lantang, percaya diri, dan hasil yang tepat. Kegiatanya tanya jawab setelah presentasi kelompok juga berjalan dengan lancar.

Berdasarkan gambar 2, terlihat bahwa seluruh peserta didik sangat antusias dan sungguh-sungguh dalam kegiatan presentasi hasil kelompok. Di akhir pembelajaran, peserta didik melakukan refleksi dan menyatakan bahwa pembelajaran sangat menyenangkan dan tidak membuat bosan, mereka mengatakan bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) membuat mereka merasa lebih bersemangat. Setelah melakukan refleksi, seluruh siswa mendapatkan evaluasi akhir berupa menjawab 4 pertanyaan yang harus dijawab mereka secara mandiri. Soal evaluasi akhir ini digunakan untuk mengukur seberapa paham mereka mengenai materi yang telah dipelajari. Berikut ini hasil nilai evaluasi peserta didik.

 Gambar 3. Diagram nilai evaluasi peserta didik

Nilai KKTP mata pelajaran matematika di SMP PGRI Sumberagung yaitu 75. Berdasarkan diagram di atas, sebanyak 9% peserta didik kelas VII mendapatkan nilai di bawah KKTP sedangkan 91% peserta didik mendapatkan nilai di atas KKTP. Hal ini memperlihatkan bahwa sebanyak 91% peserta didik dikatakan sudah tuntas.  Pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) berbantu video pembelajaran dan LKPD sebagai media evaluasi ini membantu peserta didik untuk lebih mendalami materi mengenai median.

 

KESIMPULAN

Kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantu video pembelajaran dan LKPD ini menjadikan keaktifan dan keterlibatan peserta didik selama proses kegiatan pembelajaran sangat baik. Peserta didik aktif melakukan diskusi kelompok, meyelesaikan LKPD, dan mampu melakukan presentasi dengan baik. Peserta didik juga terlihat senang, aktif dan antusias selama melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantu video pembelajaran dan LKPD dapat dijadikan sebuah inovasi pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran tidak monoton dan membosankan.

Daftar Pustaka

Abdulah, S., Hulukati, P. E., Nurwan., Ismail, Y., & Zakiyah, S.(2023). Meningkatkan pemahaman konsep pada materi statistika dengan media pembelajaran video interaktif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Limboto. Jurnal Edukasi dan Sains Matematika (JES-MAT), 9 (1), 15-28

Noviantii, E., Yuanita, P., & Maimunah, M. (2020). Pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika. Journal of Education and Learning Mathematics Research (JELMaR). https://doi.org/10.37303/jelmar.v1i1.12

Rohim, Abdur dan Arezqi Tunggal Asmana. 2018. Efektivitas Pembelajaran Di Luar Kelas (Outdoor Learning) dengan Pendekatan PMRI Pada Materi Spldv. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika Vol.5, No.3, hal 217-229

Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif -- progresif. Kencana Prenada Media Group

Ulfah Febriani, Tustiyana Windiyani, Fitri Anjaswuri. 2022. Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning Berbantu Media Video Animasi Pada Siswa Kelas IV SD. Universitas Pakuan Bogor: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun