Bab 2 Akhlak Pelajar (santri) Pada Dirinya Sendiri. Hal 26-28
Imam syafi'i berkata bahwa orang yang mencari ilmu tidak akan bisa merasa bahagia, apabila ketika mencari ilmu disertai dengan hati yang luhur dan kehidupan yang serba cukup akan tetapi orang-orang yang mencari ilmu dengan perasaan hina, rendah hati, kehidupan yang serba sulit dan menjadi pelayan para ulama "dialah orang yang bisa merasakan kebahagiaan."
Pertama: harus bisa membagi seluruh waktu karna waktu yang paling ideal dan baik digunakan pelajar:
Waktu sahur digunakan untuk menghafalkan. Waktu pagi digunakan untuk membahas pelajaran.
Waktu tengah hari digunakan untuk menulis. Waktu malam digunakan untuk meninjau ulang dan mengingat pelajaran.
Sedangkan tempat yang paling baik digunakan untuk menghafalkan adalah di dalam kamar dan setiap tempat yang jauh dari perkara yang bisa membuat lupa. Tidak baik menghafalkan pelajaran di depan tumbuh-tumbuhan, tanam-tanaman yang hijau di tepi sungai dan di tempat-tempat yang ramai.
Kedua: Harus memperdikit makan dan minum, karena apabila perut dalam keadaan yang kenyang maka akan menghalangi semangat ibadah dan badan menjadi berat.
Salah satu faedah "mempersedikit makan menyebabkan badan menjadi sehat dan mencegah penyakit tubuh." Karena penyebab hinggapnya penyakit adalah terlalu banyak makan dan minum, sebagaimana yang dikatakan dalam sebuah syair:
 Sesungguhnya penyakit yang kau saksikan itu kebanyakan timbul dari makanan dan minuman.
Sedangkan sehatnya hati itu terhindar dari perbuatan lacur, melampaui batas dan sombong, dan tidak tampak seorangpun dari para kekasih Allah. Para pemimpin ummat dan para ulama yang terpilih yang bersifat atau mempunyai ciri seperti itu, banyak makan dan tidak akan terpuji karenanya.
Ketiga: Harus mengambil tindakan terhadap dirinya sendiri dengan sifat wira'i (menjaga diri dari perbuatan yang bisa merusak harga diri serta berhati-hati dalam setiap keadaan.
Keempat: Harus mengambil tindakan terhadap dirinya sendiri
dengan sifat wira'i (menjaga diri dari perbuatan yang bisa merusak
harga diri) serta berhati-hati dalam setiap keadaan, memperhatikan
kehalalan makanannya, baik itu berupa makanan, minuman, pakaian
dan tempat tinggal dan setiap sesuatu yang ia butuhkan, agar hatinya
terang dan pantas untuk menerima ilmu, cahaya ilmu dan mengambil
kemanfaatan ilmu. Seyogyanya pencari ilmu juga menggunakan
kemudahan kemudahan padatempatnya ketika dibutuhkan dan adanya
sebab-sebabnya, karena Allah menyukai kemurahan- kemurahannya
dilaksanakan sebagaimana Dia menyukai ketetapan-ketetapannya
dilaksanakan.
Kelima: Harus mempersedikit makan yang merupakan salah satu sebab tumpulnya otak, lemahnya panca indra, seperti buah apel yang masam, kacang sayur, minum cuka, begitu juga makanan yang menimbulkan banyak dahak, yang dapat mempertumpul akal fikiran dan memperberat badan.
Keenam: Harus berusaha untuk mengurangi tidur selama tidak menimbulkan bahaya pada tubuh dan akal pikirannya. Jam tidur tidak
boleh melebihi dari delapan jam dalam sehari semalam. Dan itu sepertiga dari waktu satu hari (dua puluh empat jam). Jika keadaannya
memungkinkan untuk beristirahat kurang dari sepertiganya waktu
dalam sehari semalam maka ia dipersilahkan untuk melakukannya.
Apabila ia merasa terlalu lelah, maka tidak ada masalah untuk
memberikan kesempatan beristirahat terhadap dirinya, hatinya dan penglihatannya dengan cara mencari hiburan, bersantai ke tempat-tempat hiburan sekiranya pulih kembali dan tidak menyia-nyiakan waktu.
Ketujuh: Harus meninggalkan pergaulan, karena meninggalkannya itu lebih penting dilakukan bagi pencari ilmu, apalagi bergaul dengan lawan jenis khususnya jika terlalu banyak bermain dan sedikit menggunakan akal fikiran, karena watak dari manusia adalah banyak mencuri kesempatan (nyolong). Bahaya dari pergaulan adalah menyia-nyiakan umur tanpa guna dan berakibat hilangnya agama, apabila bergaul bersama orang yang tidak beragama.
Jika ia membutuhkan orang yang bisa menemaninya, maka orang itu
harus shaleh, kuat agamanya, takut kepada Allah. Wira'i, bersih
hatinya, banyak berbuat kebaikan, sedikit berbuat kejelekan, memilki
harga diri yang baik, sedikit perselisihannya (tidak ngeyel). Jika ia
lupa, maka temannya mengingatkan, dan bila ia ingat, maka berarti
temannya telah menolongnya.
Bab 3 Akhlak Seorang Pelajar Terhadap Gurunya. Hal 29
Adab seorang murid dalam menuntut ilmu ada 12 macam adab:
Pertama: seorang murid harus mempertimbangkan kepada siapa ia menuntut ilmu, kemudian istikharoh (meminta petunjuk kepada Allah). Seorang murid atau pelajar hendaknya memilik guru yang sesuai dalam bidangnya, yang mempunyai akhlak baik dan adab yang baik pula, dan hendaknya ia tetap dalam keahliannya, yang mempunya sifat kasih sayang, dan ia menjaga muru'ah (etika) serta menjaga diri dari perbuatan yang merendahkan seseorang guru. Dan hendaknya seorang guru harus berpendidikan dan paham betul apa yang diajarkan.