Mohon tunggu...
Miftahul Abrori
Miftahul Abrori Mohon Tunggu... Freelancer - Menjadi petani di sawah kalimat

Writer & Citizen Journalist. Lahir di Grobogan, bekerja di Solo. Email: miftah2015.jitu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Tampan Itu Pilihan, Terpikat Skincare Sebab Godaan Iklan

1 Februari 2020   20:16 Diperbarui: 1 Februari 2020   21:31 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://id.pinterest.com via hipwee.com

Iklan perawatan kulit di layar televisi menjerat masa remaja saya. Di televisi berseliweran iklan sabun muka berbagai merek. 

Saya terpikat satu iklan yang memberi garansi kulit muka bersih, wajah bebas kuman dan bebas jerawat. Kala itu wajah saya berjerawat. Maklum masa pubertas. 

Kata orang, jerawat tanda orang sedang jatuh cinta. Sedang saya, boro-boro mikirin cinta, berkenalan akrab dengan cewek pun tak pernah. 

Usia saya kala itu 15 tahun dan masih berseragam putih-biru. Saya fanatik pada salah satu merek yang kala itu jadi favorit remaja seusia saya. 

Saya pernah marah kepada ibu saya karena beliau lupa membelikan sabun pesanan saya itu. Kebetulan saat itu muka saya lagi parah-parahnya jerawatan. 

Ada ungkapan: Wajah tak berjerawat ibarat langit malam tanpa bintang. Tapi, itu tidak berlaku pada saya. Jerawat membuat saya malu, bukan bangga. 

Jerawat jadi olok-olokan di kalangan remaja. Barangkali ungkapan tersebut hanya usaha penggembira agar tetap percaya diri.

Hingga saya tersadar, jerawat erat kaitan dengan kebersihan kulit dan pertumbuhan hormon seiring perkembangan usia dan karakter kesehatan kulit.

Saat kelas 3 SMP saya melihat beberapa teman cowok yang mempertampan diri dengan berbagai kosmetik. Cowok juga pakai skincare. Tampan itu pilihan. 

Agar tampil menawan cowok juga butuh perawatan kulit. Begitu kata teman-teman saya.

Saya terbujuk dan tergoda turut mencoba perawatan kulit. Teman saya ada yang memakai bedak. 

Kata mereka wajah lebih putih dan terlihat bersinar dengan memakai bedak, krim dan pelembap wajah.

Namun, usaha mempertampan diri tak saya lanjutkan. Masih ada perasaan risih ketika memakai berbagai jenis perawatan kulit.

Apalagi membeli kosmetik, meski tidak mahal, tetapi tak terjangkau bagi saya yang masih SMP.

Menurut saya, sah-sah saja cowok berpenampilan maskulin dengan aneka perawatan kulit. Tampil menawan dan percaya diri adalah hak segala bangsa.

Skincare yang masih saya lakoni hingga sekarang hanya perawatan wajah, itu pun hanya sabun cuci muka yang menjanjikan wajah bersih dari kuman, dan menghilangkan minyak berlebih. 

Sebuah merek yang memikat saya kala remaja itu masih jadi pilihan hingga dewasa. (Miv)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun