Mohon tunggu...
Miftahul Abrori
Miftahul Abrori Mohon Tunggu... Freelancer - Menjadi petani di sawah kalimat

Lahir di Grobogan, bekerja di Solo. Email: miftah2015.jitu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Menggadai Kenangan

4 Desember 2019   16:13 Diperbarui: 5 Desember 2019   15:08 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kau sanggup melepas senyum untuk siapapun, tetapi air mata hanya bisa tertumpah untuk orang yang kausayang. Ilustrasi: purnamaayurizky.com

Apa yang perlu kaukenang dari kisah yang membuatmu murung sepanjang waktu? Kisah yang menjadikanmu bagai mayat hidup, berjalan menyusuri sudut-sudut kota tanpa tujuan pasti. 

Apa yang perlu kauingat dari gadis yang membuatmu terluka selama delapan tahun? Kau menebus dua tahun bersamanya dengan enam tahun yang sia-sia. Konyol!

Kau masih berharap menemukan sosok gadis itu, berpapasan di persimpangan jalan, alun-alun keraton, taman kota, halte bus, stasiun, atau pun toko buku. 

Mana tahu menjumpainya di rumah makan, kafe, gedung bioskop, dan gedung teater. Tempat-tempat yang biasa kalian kunjungi selama hampir dua tahun itu menjelma kenangan muram, mencabik nalar dan batinmu.

Tak salah jika seorang lelaki mempertahankan cinta yang sempat menderma kebahagiaan. Meski berujung luka sebab kau ditelantarkan. 

Memang benar, kau tak perlu membuat kesalahan untuk menanggung ganjaran ditinggalkan. Katamu, pecinta sejati adalah orang yang bertahan mencintai seseorang sampai detik pengharapan habis.Kelak kau akan menyerah, setelah ribuan kesempatan tertutup, mengatup. Risalah yang berujung getir, karena kau tak pernah berniat mengakhirinya.

Cabikan luka menggerogoti tubuhmu hingga semenyedihkan ini. Jika mencintainya mewujud luka, kau ingin menikmati luka sampai khatam, hingga kau tak merasakan apa-apa, sembuh dengan sendirinya. 

Tahukah kau, terkadang air mata lebih bermakna daripada senyum. Kau sanggup melepas senyum untuk siapapun, tetapi air mata hanya bisa tertumpah untuk orang yang kausayang.

Kau dan dia kuliah di kampus yang sama di kota ini. Di tahun ketiga, kalian mulai berkenalan. Entah pada pertemuan ke berapa kau mulai menyukainya. Bermula sekadar berkenalan, lebih tepat disebut menggoda, kau pun mulai menaruh hati. 

Tiga bulan berlalu, kau mengutarakan perasaanmu. Tanpa jawaban pasti, ia tak menerima atau menolak. Kau mengartikan berbeda, karena kau sering menghabiskan waktu bersama, kau terjemahkan itu sebagai ikatan percintaan. 

Dua tahun kemudian kau tercengang saat tahu dia mengungkapkan rahasia yang lama dipendam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun