Mohon tunggu...
Miftahul Abrori
Miftahul Abrori Mohon Tunggu... Freelancer - Menjadi petani di sawah kalimat

Writer & Citizen Journalist. Lahir di Grobogan, bekerja di Solo. Email: miftah2015.jitu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sepiring Nostalgia Sego Pecel Gambringan

1 Desember 2019   15:41 Diperbarui: 26 Januari 2020   08:30 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sego Pecel Gambringan. Foto: Miftahul Abrori

Kuliner pecel sudah akrab bagi masyarakat Indonesia. Beberapa daerah punya variasi pecel bercitarasa khas. Salah satunya Sego Pecel Gambringan, Grobogan.

Komposisi Pecel Gambringan berupa sayuran khas seperti bunga turi, daun pepaya, dan kecipir, selain bayam dan kecambah.  Citarasa spesial berasal dari sambal kacang yang gurih, pedas, dan sedikit asin. Pecel dilengkapi rempeyek udang atau keripik tempe.

Dulu pedagang menjajakan pecel ke penumpang di gerbong kereta api jurusan Stasiun Semarang Poncol - Stasiun Bojonegoro. Rute kereta ini melewati Stasiun Ngrombo dan Stasiun Gambringan di Grobogan. Pecel disajikan dengan alas daun pisang (pincuk).

Bagi Anda yang pernah naik kereta api rute tersebut era tahun 1990- an hingga 2000- an pasti tidak asing dengan Sego Pecel Gambringan.

Dulu saya sering menikmati Sego Pecel Gambringan (SPG) pada tahun 2003- an. Saat itu saya masih sekolah di Solo. Ketika pulang naik bus, transit naik kereta di Stasiun Ngrombo, Grobogan menuju Stasiun Jambon, desa kelahiran saya.

Murni, pedagang Sego Pecel Gambringan. Foto: Miftahul Abrori
Murni, pedagang Sego Pecel Gambringan. Foto: Miftahul Abrori

Dikutip dari Jatengnyamleng.com (13/02/2019) warga sekitar Stasiun Gambringan mulai menjajakan pecel di gerbong kereta api tahun 1940-an.Sejak terbit peraturan dari PT KAI tahun 2012 tentang larangan berjualan di kereta, beberapa pedagang banting setir mencari pekerjaan lain. 

Beberapa pedagang bertahan membuka warung pecel. Murni (61) salah satu penjual yang bertahan. Ia membuka warung di pinggir Jalan Raya Solo - Purwodadi, dari Stasiun Ngrombo ke selatan sekitar 50 meter.

35 Tahun Jualan di Gerbong Kereta


Foto: Miftahul Abrori
Foto: Miftahul Abrori
Murni mengaku berjualan pecel sudah puluhan tahun, yakni mulai tahun 1980."Saya jualan dari harga Rp10 sampai kini harga Rp5 ribu," kata Murni saat ditemui Minggu (1/12/2019).

Murni mengenang jika ia harus bangun pagi sebelum subuh guna menyiapkan dagangannya. Selepas subuh ia harus naik bus menuju Stasiun Mranggen Demak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun