Negeri ini, terkadang, hanya mampu membuat kita bahagia lewat Timnasnya, bukan lewat pemerintahannya, apalagi pejabat-pejabatnya. Maka ketika perjuangan menuju Piala Dunia harus berakhir malam itu, tamatlah sudah sumber kebahagiaan yang paling tulus di tanah ini.
Hilanglah alasan untuk bersorak bersama, berdiri di bawah bendera yang sama, meneriakkan satu kata yang selama ini menyatukan kita: Indonesia.
Coba Anda cari di mana lagi ada jutaan orang meneriakkan nama negeri ini dengan air mata dan cinta yang begitu tulus selain di sepakbola?Â
Tidak ada.
Hanya di sini, hanya lewat Timnas... kita benar-benar merasa menjadi satu bangsa.
Kini kita harus menunggu lima tahun lagi untuk merasakan nikmatnya mendukung timnas Indonesia menuju panggung paling gemerlap dunia: Piala Dunia.
Jalan Transisi
Tak perlu harus revolusi PSSI, karena itu sesuatu yang tidak memungkinkan dilakukan di rezim ini.
Hal yang paling relevan dilakukan adalah evaluasi atas hasil era kepelatihan Patrick Kluivert.
Saat ini fans marah dan kecewa besar kepada federasi khususnya si ketua Erick Thohir. Meski sudah lama berlalu, kini fans mulai mengungkit tindakan aneh yang memecat Shin Tae Yong (STY) di tengah kompetisi Januari lalu.
Bahkan fans banyak yang meminta kembalikan STY sebagai pelatih Timnas Indonesia. Apalagi dalam waktu bersamaan saat ini STY juga tidak memiliki klub usai dipecat Ulsan Hyudai di Korea.