Mohon tunggu...
Michiya Hong
Michiya Hong Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Freelance

Penulis Freelance

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Blusukan ala BCA: Kenapa Sektor Swasta dan Universitas Perlu Mengembangkan Strategic Partnership

25 Februari 2022   16:14 Diperbarui: 10 Juni 2022   11:29 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kartu BCA (Sumber: bca.co.id)

"Sebetulnya IT kita itu tidak special juga. Di "dapur" data center yang sekarang, operating system yang digunakan seperti Microsoft atau Linux, itu juga lumrah digunakan di seluruh dunia. Software nya juga tidak semua dibuat sendiri oleh IT BCA karena ada beberapa juga yang dibeli dari vendor.  Tapi yang membedakan BCA dengan yang lain itu adalah sumber daya manusianya. Menurut data, banyak staff IT yang pensiun di BCA. Dengan kata lain mereka nyaman berkarya di BCA hingga masa purnabakti. Saya sendiri kalau ditanya ingin berkarir di tempat lain, jawabanya adalah tidak. 

Dengan semua kriteria serta "mudahnya" BCA menemukan karyawan baru, apa masih penting melakukan blusukan ke universitas?

Laura Andiny yang kini menjabat sebagai Assistant Vice President Employee Experience & Communication BCA, mengatakan bahwa pihak perusahaan menyadari jika ada karyawan yang bisa membawa BCA hingga saat ini, itu bersumber dari universitas. 

"Kami yakin bahwa hubungan dengan universitas itu harus dijaga, karena dari sanalah sumber utama pemenuhan karyawan BCA. Apalagi fakta bahwa dunia industriy dan universitas itu sering masih ada gap, jadi dengan "jalan-jalan" ke sejumlah universitas, kami berusaha menyamakan dan menjembatani gap yang masih ada antara dunia kerja nyata dan dunia pendidikan. Di samping itu kami juga mencari tahu updates terakhir di universitas itu seperti apa."

Sementara itu Lie Kathrin sebagai Team Leader di  IT Human Capital BCA,  memiliki pandangan praktis dari sisi human resources. Menurutnya, jika mencari fresh graduate yang siap kerja, sampai kapanpun kebutuhan karyawan ini tidak akan bisa terpenuhi. 

"Caranya adalah memperlengkapi dan mendidik mereka supaya bisa sesuai dengan standarisasi yang ditetapkan BCA.  Untuk itu hal penting yang harus diingat adalah kita mencari lulusan-lulusan yang memiliki kemauan keras untuk belajar serta punya desire tinggi untuk mengembangkan diri. Dengan besarnya kebutuhan, tidak mungkin kita hanya menunggu seorang fresh graduate sampai ia bisa memenuhi tuntutan perusahaan, itu adalah hal yang impossible."


Jovian Manuel misalnya. Ia baru lulus dari program probation dan mulai bekerja sejak September 202 sebagai IT Human Capital Specialist.

"Mulai berkarir sebagai seorang fresh graduate di sebuah mega korporasi seperti BCA menyimpan banyak tantangan. Kita harus mengejar apa yang menjadi keinginan perusahaan besar seperti ini. Di fase awal, kinerja saya juga belum maksimal dan boleh dibilang kerjaan itu berantakan, tetapi di sinilah letak kekuatan tim di BCA dimana saya dibantu, dibimbing dan diarahkan sehingga lama kelamaan bisa bekerja dengan profesional seperti sekarang. Karyawan baru itu tidak pernah dilepas untuk belajar berkembang sendiri tapi didampingi untuk maju bersama."

Lalu ada juga Elvin Pantowidjoyo  yang merupakan Team Leader di  IT Culture BCA dan telah bergabung sejak 2014. Bagaimana BCA memberdayakan kemampuannya?

"Saya lulusan IT Trainee 2014. Sebelum bergabung dengan BCA saya sudah bekerja di beberapa perusahaan lain, tapi memang ada perbedaan ketika bekerja di BCA dimana rekan-rekan kerja bisa sekaligus menjadi teman main dan ini membawa pengaruh positif dalam pekerjaan. Ketika hang out, kita bisa sharing pengalaman bekerja sehari-hari dan ada banyak cerita yang dibagikan untuk saling memotivasi, meskipun kita datang dari departemen atau divisi yang berbeda. Karena saya berasal dari program IT Trainee, maka setelah lulus dan mulai bekerja teman-teman itu langsung banyak dan tidak perlu lagi celingak- celinguk cari teman baru. Lingkungan kerja di BCA itu juga sangat cair, bahkan dengan atasan pun bisa saling bercanda dan ini tidak bisa saya dapat dari perusahaan lain dimana saya bekerja sebelum gabung di BCA."

Memang pada gilirannya, BCA tidak bisa menyambangi semua universitas atau lembaga pendidikan tinggi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.  Di samping standarisasi, metode lain yang digunakan untuk melakukan filterisasi kemana blusukan akan dilakukan adalah data history. Memiliki lebih dari 20 ribu karyawan, ternyata BCA memiliki data lengkap termasuk universitas asal dari masing-masing staff. Dari sana analisa dilakukan mengenai performance dan value untuk dijadikan referensi. Kalau ada univeritas baru biasanya pihak BCA akan terlebih dahulu melakukan explore dan berusaha untuk lebih kenal. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa, juga bermanfaat untuk meraba kualitas dari sebuah perguruan tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun