Bagian sisa-sisa pupuk kimia yang tertinggal di dalam tanah ini, apa bila telah terkena air dalam periode lama, akan terjadi proses mengikat tanah seperti layaknya lem/semen.Â
Pada saat terjadi kekeringan pada tanah tersebut maka akan terjadi lengketan yang memadat satu dengan yang lain, dan tanah pun menjadi mengeras. Bisa dibayangkan jika pemupukan kimia dilakukan selama berpuluh-puluh tahun tanpa ada pertukaran dari budaya menggunakan pupuk kimia ke pupuk organik. Kita bisa terka seberapa jauh tanah telah dirusakan.
Ada banyak alasan mengapa para petani mesti beralih ke pupuk organik. Dari sisi ekonomi, penggunaan pupuk organik menekan pengeluaran dana untuk pembelian pupuk kimia anorganik. Hal ini dikarenakan pembuatan pupuk organik baik pupuk organik padat (POP) maupun organik cair (POC) bahan-bahannya dapat diperoleh dari lingkungan sekitar petani.Â
Dari segi kesehatan, penggunaan pupuk organik pada sayur mayur dan tanaman pangan lainnya tentu jauh lebih menguntungkan kesehatan dibandingkan menggunakan pupuk kimia anorganik.
Tentu masih banyak keuntungan lain yang masih bisa kita gali dan analisa sendiri jika dikaji lebih dalam. Soal bahan-bahan untuk pembuatan dan juga cara pembuatannya dapat kita akses dengan mudah dari google, youtube dan berbagai sumber lainnya.
Sekarang pilihan ada para diri kita masing-masing. Apakah kita mau beralih menggunakan pupuk organik dan mengampanyekan budaya menggunakan pupuk organik atau tetap bertahan menggunakan pupuk kimia anorganik setelah lebih memahami perihal dampak negatif dari penggunaan pupuk kimia dan hal positif dari penggunaan pupuk organik.