Mohon tunggu...
Momang Yusuf
Momang Yusuf Mohon Tunggu... Guru - Pengajar sains yang terus belajar menulis

Seorang abdi negara di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain menulis tema-tema sosial dan fiksi, saya juga menulis tentang sains khususnya fisika yang saya tuangkan dalam blog pribadi saya: https://edufisika.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketegangan di Udara

23 Desember 2022   22:03 Diperbarui: 24 Desember 2022   06:35 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saya baru saja turun dari bus pada perjalanan Jakarta-Bandung Sabtu sore itu, dan terhenyak membaca berita ini di hape: pesawat S* A* 182 rute Jakarta-Pontianak mengalami musibah kecelakaan.

Jangan-jangan, pesawat itu...

* * *

Jumat sore ini saya akan ke Bandung via Jakarta. Tiket telah kupesan dua hari sebelumnya. Maskapai C*. Bergegas saya menuju counter check-in di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Lowong. Tak ada antrean seperti biasanya. Saya membuka ponsel, menunjukkan tiket elektronik dan KTP ke petugas.

Petugas itu mencocokkan data saya pada daftar penumpang di komputernya. Melirik saya sekilas dengan dahi berkerut. Dia lalu menelepon seseorang. Mereka berbicara sambil sesekali mengamati tiketku.

"Pak. Jadwal pesawat Bapak tadi subuh."

"Hah?" Jantung saya seketika berdegup kencang.

Dia menunjukkan angka yang menunjukkan waktu pada tiket: 04:00.

"Mungkin Bapak mengira ini jam empat sore. Ini jam empat subuh, Pak. Untuk jam empat sore, akan tertulis 16:00."

Ya, ampun! Sungguh saya tidak menyadari kalau jam 04:00 yang tertera di tiket itu adalah jam empat subuh. Ketika masih memilih-milih tiket dua hari lalu, saya sama sekali tidak pernah memikirkan bahwa waktu keberangkatannya adalah subuh hari. Di otak saya, penerbangan saya adalah jam empat sore hari.

"Mbak, apa tiket saya bisa dialihkan untuk penerbangan berikutnya?" Pintaku penuh harap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun