Pemikiran Pendidikan Islam Imam Al-Ghazali
Hakikat Pendidikan Menurut Imam Al-Ghazali
Pendidikan sebagai proses pensucian jiwa (tazkiyatun nafs) : Menurut Imam Al-Ghazali, pendidikan pertama-tama adalah proses untuk mensucikan jiwa. Manusia sejak lahir membawa potensi baik (fitrah), tetapi potensi ini dapat ternodai oleh hawa nafsu dan pengaruh lingkungan. Oleh karena itu, pendidikan harus berfungsi untuk membersihkan hati dari sifat-sifat tercela seperti sombong, iri, tamak, dan malas, serta menggantinya dengan sifat-sifat terpuji seperti ikhlas, sabar, tawakal, dan rendah hati. Dengan jiwa yang bersih, ilmu yang dipelajari akan membawa manfaat. Sebaliknya, ilmu tanpa kesucian jiwa justru bisa menjadikan seseorang angkuh atau menyalahgunakan ilmunya.
Pendidikan sebagai pembentukan akhlak mulia : Bagi Al-Ghazali, pendidikan tidak hanya bertujuan menjadikan murid cerdas secara intelektual, tetapi lebih penting lagi membentuk akhlak mereka. Ilmu yang dipelajari harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ilmu fiqih tidak hanya sekadar dipahami dalam teori hukum, tetapi harus diwujudkan dalam praktik ibadah yang benar. Pendidikan yang benar adalah pendidikan yang menanamkan kebiasaan baik, melatihnya terus-menerus hingga akhirnya menjadi karakter permanen dalam diri peserta didik. : Pendidikan bukan sekadar transfer ilmu
Hakikat pendidikan menurut Al-Ghazali tidak berhenti pada aktivitas memindahkan ilmu dari guru kepada murid. Guru tidak hanya mengisi akal murid dengan pengetahuan, tetapi juga menjadi pembimbing spiritual yang menanamkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan. Ilmu yang hanya berhenti di akal, tanpa menyentuh hati, tidak akan membawa manfaat. Karena itu, pendidikan harus menyentuh akal, hati, dan perilaku secara seimbang agar lahir manusia yang berilmu sekaligus berakhlak mulia.
Pendidikan harus bernilai spiritual : Al-Ghazali menegaskan bahwa tujuan akhir dari pendidikan adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan hanya mengejar kedudukan, harta, atau kepentingan duniawi. Setiap ilmu yang dipelajari harus menambah rasa syukur, memperkuat iman, dan meningkatkan ketaatan kepada Allah. Dengan orientasi spiritual seperti ini, pendidikan akan melahirkan manusia yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga beriman, bertakwa, dan bermanfaat bagi kehidupan di dunia serta di akhirat.
Tujuan Pendidikan
Tujuan Duniawi
Menurut Al-Ghazali, pendidikan memiliki tujuan duniawi yang bersifat praktis, yaitu membekali manusia dengan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat untuk kehidupannya di dunia. Ilmu yang dipelajari dapat membantu manusia bekerja, bermasyarakat, dan menjalankan perannya sebagai makhluk sosial. Misalnya, mempelajari ilmu kedokteran untuk menjaga kesehatan masyarakat atau ilmu pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan. Tujuan duniawi ini penting, tetapi tetap ditempatkan sebagai sarana, bukan sebagai tujuan utama.
Tujuan Ukhrawi