Robert Gagne (1916 – 2002) adalah seorang psikolog pendidikan Amerika yang mempelopori ilmu pengajaran dan pembelajaran. Gagne pertama kali meletakkan dasar untuk apa yang membuat 'instruksi yang baik' ketika dia melamar pekerjaannya bersama Korps Udara Amerika dalam Perang Dunia II. Dia mungkin paling terkenal dengan bukunya 'The Conditions of Learning.'Â
Di sinilah dia menerbitkan temuannya tentang langkah-langkah yang diperlukan untuk mempromosikan pembelajaran yang efektif. Di tahun-tahun berikutnya, Gagne menerapkan konsep teori instruksionalnya ke pembelajaran berbasis komputer serta menyelidiki pelatihan dengan berbagai format multimedia.
'The Nine Levels of Learning' mengusulkan agar peserta didik mengalami sembilan langkah ketika diajarkan sesuatu. Ini juga menyarankan bagaimana kita, sebagai pelatih/pendidik, dapat mendukung langkah-langkah ini untuk memastikan pembelajaran paling berdampak.Â
Model tersebut memberi guru sebuah struktur untuk dikerjakan yang akan membuat pembelajar tetap terlibat, dan membantu mereka mempertahankan materi. Level ini dapat terjadi di seluruh sesi pembelajaran kelas, unit eLearning atau bahkan kurikulum. Poin kuncinya adalah bahwa dalam proses pembelajaran, kesembilan langkah ini harus terjadi. Kesembilan level dibagi menjadi tiga kategori, yang kemudian dipecah lebih lagi sebagai berikut.
1. Preparation
- Gaining attention
- Informing learners of the objective
- Stimulating recall prior to learning
2. Instruction and Practice
- Presenting the stimulus
- Providing learning guidance
- Eliciting performance
Providing feedback
3. Assessment and Transfer
- Assessing Performance
- Enhancing Preparation and Transfer.
Gagne menjelaskan ada sembilan tahap yang dilakukan dalam pembelajaran. Untuk kegiatan pertama yaitu untuk menarik perhatian peserta didik atau siswa, kita sebagai guru harus terlebih dahulu menarik perhatian mereka untuk belajar pada pelajaran tertentu yang akan dilakukan. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk mempersiapkan perangkat induksi untuk setiap proses belajar mengajar.Â
Kedua, kita harus menginformasikan kepada siswa tujuan pelajaran sehingga siswa akan menjadi lebih jelas tentang apa tujuan pembelajaran mereka. Merangsang mengingat kembali pembelajaran sebelumnya siswa agar kita mengetahui latar belakang pengetahuan dan skema dari mereka sehingga kita akan mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum pelajaran berlangsung.
Nantinya, kita sebagai guru harus memberikan stimulus yaitu memberikan informasi yang cukup tentang pelajaran tersebut kepada siswa tersebut. Kemudian, bimbingan belajar harus diberikan sedemikian rupa dengan memberikan contoh yang baik untuk memastikan bahwa siswa akan selalu berada di jalur yang benar sampai akhir pelajaran. Selanjutnya, untuk memunculkan kinerja berarti siswa sendiri akan diminta untuk memberikan contoh atau penjelasan mereka sendiri tentang pelajaran tertentu.
