Mohon tunggu...
M. Faizal Zaky M
M. Faizal Zaky M Mohon Tunggu... Petani - Pribadi

Menulis sebelum lenyap

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tantangan Kita, Bagaimana Menyikapinya?

20 April 2018   14:39 Diperbarui: 20 April 2018   14:48 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Negara sebagai insitusi tertinggi dalam pemerintahan mempunyai peran penting dalam aspek pembangunan dan permasalahan pendistribusian keadilan soisal serta keadialan ekonomi. menjalankan amanat dan mandate yang sesuai dengan konstitusi sudah menjadi barang tentu syarat dan pra-syarat kelancaran sebuah negara dalam berbagai aspek. Indonesia sebagai negara yang mempunyai banyak penduduk juga menjadikan suatu nilai terserndiri dalam bangsa-bangsa lainnya

Begitu pun dengan kondisi itu juga bisa menjadi ancaman yang sangat besar bagi negara. Penduduk yang banyak dan padat adalah salah satu indikasi bahwa negara mempunyai banyak tanggungan dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnnya sebagai peemerintah yang berdaulat.

Permasalahan kepadatan penduduk juga menjadi salah satu indikator penting dalam memahami kesejahteraan dan kesenjangan sosial sebuh negara. Umumnnya negara yang tidak sejahtera, seringkali melihatkan wajahnya sebagai negara padat dan penuh dengan kesenjangan sosial yang sangat kentara.

Kepadatan penduduk juga memicu sebauh negara untuk berangkat dan bergerak memperbaiki situasi dan kondisi itu dengan berbagai cara dan jurus yang mutakhir. Pola perbaikan dalam upaya peningkatan keadilan dan kesejahteraan juga dinilai sebagai langkah strategis---yang mesti dilakukan pemerintah.

Upaya tersebut dalam keberlangsungannya seringkali diterjemahkan sebagai upaya yang benar dalam mengatasi problematita yang ada. Akan tetapi, hal tersebut juga tidak bisa dipandang dengan penilaian yang mudah; ancaman dan tantangan selalu hinggap dalam penyelesaian permasalahan permasalahan yang ada.

Ancaman terbesar---dan juga seringkali diwanti-wanti sebagai ancaman yang serius oleh sebuah insitusi negara seringkali terjadi dalam aspek-aspek yang strategis bagi negara. Seperti Ideologi, Sosial, Politik, Hukum, Keamanan, Budaya dan Pendidikan. Ancaman-ancaman tersebut jika diteliti secara mendalam seringkali hadir sebagai ancaman yang berasal dari dalam negara (internal) dan luar negara (eksternal). Umumnnya ancaman ancaman itu hadir dengan ancaman yang tidak sulit untuk dipecahkan dengan solusi yang ada.

Jika kita cermati, ancaman sebuah negara pada prinsipnnya terjadi karena ada oknum politik yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu, dalam kajian Ilmu Politik; ancaman semacam ini terjadi karena adanya oposisi politik yang berupaya untuk menjatuhkan sebuah negara agar kekuasaannya berpindah tangan. Berbeda halnnya dengan ancaman yang terjadi dalam skala yang lebih besar, seperti ancaman trans-nasional. Umumnnya ancaman ini berlaku dengan kepentinan besar yang mengganggu terhadap stabilitas nasional.

Ancaman Ideologi seringkali terjadi dengan upaya untuk mengganggu stabilitas nasional bahkan kedaulatan negara seperti isu terorisme. Isu terorisme ini berlaku dan seringkali digunakan sebagai isu internasional dengan tujuaan untuk melemahkan negara-negara yang mayoritas Islam.

Hingga dampak sitemik yang dipropogandakan ini berhasil meraih simpati publik yang mengakibatkan Islam sebagai agama menjadi tercoreng dan bahkan dalam penilaian khalayak public, Islam dikategorikan sebagai kelompok radikalisme yang menyebabkan phobia yang berkelanjutan terhadap Islam.

Kasus pembubaran HTI di Indonesia juga dipandang sebagai sebuah ancaman negara dari segi Ideologi. Kasus ini jika dipelajari dengan teliti akan nampak asumsi bahwa Indonesia sedang terancam dari golonan ini; yang notabene bisa dikategorikan sebagai ancaman dari dalam negri (internal) dan luar negri (eksternal)

Ancama lain yang akan mengganggu atas stabilitas nasional adalah ancaman narkoba. Ancaman ini pada dasarnnya menjadi ancaman yang sangat serius bagi negara. Pasalnya narkoba dalam sekala umum dapat diterjemahkan dengan pembasmian atau pembodohan generasi bangsa sejak dini sebagai generasi tunas bangsa.

Sehingga dengan adannya ancaman narkoba secara integral dapat berdampak pada aspek-aspek lainnya, seperti kebudayaan dan pendidikan.yang berkelanjutan secara luas dan panjang. Dampak sistemik dari ancaman narkoba yaitu dapat menjadikan kualitas generasi menjadi generasi yang bodoh, lemah dan malas yang merugikan terhadap generasi  pemrintah dalam skala yang besar.

bisnis narkoba dengan nalar pragmatis bisa kita pahami sebagai bisnis yang sangat menguntungkan semua lini dari berbagai pihak. persoalan ini pada prinsipnnya dapat kita kita kategorikan sebagai ancaman yang sangat serius yang akan mengancam terhadap generasi muda. Kasus oplosan Kabupaten Badnung salah satu contoh yang jelas atas persoalan dan ancaman terhadap generasi muda Indonesia.

Permasalahan dalam penanggulanganan ancaman negara terhadap isu yang satu ini menuai pro dan kontra yang menjadikan bangsa Indonesia adu argumentasi dengan kemampuan nalarnnya masing-masing. Sebagain dari pada mereka meyakini bahwa pemerintah berperan serius dalam menangani kasusi ini dengan legalisasi pemerintah yang mengintruksikan untuk menghukum mati bagi pengedar---sebagaimana yang diungkapkan Presiden Joko Widodo terhadap keterangan kepada wartawan dan media masa yang ada.

Adanya sikap pemerintah yang diyakini sebagai sikap yang tegas dalam menanggulangani permasalahan narkoba, secara tidak langsung membentuk konstruks pemikiran bahwa pemerintah serius menganggulanani permasalah narkoba dan pengedarannya. Sisi lain dari pada argumentasi ini dipekuat dengan dari undang-undang dan pihak Polri yang secara gentel menyatakan hal yang sama.

Berbeda halnya dengan sebagain masyarakat lainnya; tipologi masyarakat ini meyakini bahwa penanggulanganaan permasalahan narkoba belum menjadi permasalah yang serius. Kelompok ini meyakini bahwa dalam kasusus yang marak terjadi dalam qurun waktu yang berdekatan diyakini sebagi kepentingan bisnis belaka dari pada oknum yang berkerjasama dengan pemerintah dan pihak keamanan.

Permasalah penyebaran narkoba dengan jenis sabu yang berjumlah ton-an, masyarakat tutup mata terhadap persoalan ini. Mereka meyakini bahwa hal ini adalah upaya bisnis dan kepentingan semata yang seringkali terjadi---bahkan basi untuk dijadikan opini publik. Ancaman ini juga bisa dikategorikan sebagai ancaman yang berasal dari dalam negri (internal) dan luar negri (eksternal).

Ancaman dan tantangan lain bagi negara adalah permasalahan proxy war dan Hoax. Ancaman ini pada kenyataannya mendapatkan simpati yang ramai dari khalayak publik. Bahkan ancaman ini juga menjadi ancaman yang sangat serius yang mengakibatkan para pendiri negara angakat bicara, seperti halnya Presiden Joko Widodo, TNI, Polri, MUI dan lain sebagainnya. Hala ini mengindikasikan bahwa negara dalam perspektifnnya mempunyai sebuah keyakinan bahwa ancaman tersebut menjadi ancaman yang serius bagi keberlangsunan negara.

Perkembangan pesat internet juga menjadi salah satu pemicu awal terjadinnya ancaman yang satu ini, pasallnya dalam perkembangan dan kemajuan inibisa dikategorikan sebagai ancaman (tantangan) dan kelebihan. Yasraf Amir Piliang mengungkapkan bahwa hal ini terjadi dan dipicu dari paktor moderenisasi teknologi yang sangat pesat (cepat) bagaikan kedipan mata yang mengakibatkan runtuhnnya sendi-sendi sosial. penggunaan akses internet yang bebas-terbuka juga bisa menjadikan sebuah petaka yang besar bagi negara.

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa sosok  ini dapat menghipnotis orang tanpa pertimbangn-pertimbangan aspek lain. orang dapat berbohong sentuhan-sentuhan jari yang mengakibatkan kebohongan public dan kebencian kepada orang banyak. Hal tersebut dalam perkembangannya dikenal denan sebutan HOAX. Bahkan Hoax juga telah remi menjadi bahasa Indonesia yang yang terkandung dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dimuat oleh Kementrian Pendidikan dan Budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun