Mohon tunggu...
Akhmad Miftahul Huda
Akhmad Miftahul Huda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY'20

Penyuka Kopi dan Penikmat Senja

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Thrifting, Apakah Budaya Kalangan Anak Muda Masa Kini?

2 Januari 2022   10:47 Diperbarui: 7 Januari 2022   08:43 2054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu pengunjung memilih baju di toko thrift (sumber: unsplash.com)

Budaya populer (pop culture) atau sering disebut sebagai budaya pop dalam bahasa latin secara harfiah merujuk pada "culture of the people" atau budaya masyarakat. Pengkaji budaya melihat budaya populer sebagai budaya yang hidup dan serangkaian artefak budaya yang mungkin kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat pada umumnya (Ibrahim, 2007). Di Indonesia sendiri gaya berpakaian menjadi hal yang menarik untuk dibahas, karena gaya berpakaian masyarakat Indonesia sudah mengalami banyak perubahan. Perubahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya ialah masuknya pengaruh dari kebudayaan asing dan didominasi oleh tren berpakaian ala barat. Kini di Indonesia, masyarakatnya berbondong-bondong untuk membeli dan mengoleksi pakaian-pakaian yang sedang populer ala-ala masyarakat barat. Akhirnya banyak kalangan, khususnya anak muda yang berburu pakaian tersebut dengan berbagai cara, salah satunya melalui aktivitas thrifting. Thrifting seakan-akan menjadi budaya baru yang digemari oleh anak muda di Indonesia.

Jadi, apakah thrifting termasuk budaya populer? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, alangkah baiknya kita mengenal apa itu thrifting, karena masih banyak kalangan yang mengartikan thrifting sebatas barang-barang bekas semata. Dalam kamus Urban Dictionary, thrifting merupakan kegiatan berbelanja untuk mendapatkan harga yang lebih murah dan barang langka yang tidak biasa seperti selera pasar saat ini. Selain itu, arti thrifting juga dapat diartikan sebagai kegiatan membeli barang bekas layak pakai dengan keadaan baik dan berkualitas. Barang thrift biasanya tersedia dengan pilihan berbagai merek lokal hingga internasional. Untuk barang-barang yang dijual di toko thrift sendiri biasanya disebut dengan istilah preloved.

Thrifting bukanlah sebuah hal yang baru di Indonesia sendiri. Barang thrift yang banyak dicari anak muda saat ini ialah fashion thrift. Fashion thrift akhirnya menjadi pilihan yang tepat bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan fashion yang terus berubah. Ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi mengapa aktivitas thrifting banyak diminati oleh beberapa kalangan, terutama anak muda saat ini.

Pertama, kita turut mendukung gerakan zero waste dengan berbelanja barang thrift. Zero waste adalah gaya hidup yang mendorong penggunaan yang bijak dan memaksimalkan siklus hidup sumber daya sehingga produk dapat digunakan kembali. Dengan membeli barang thrift, secara sadar atau tidak sadar kita turut berpartisipasi untuk mengurangi limbah di bumi, baik itu dari limbah pabrik maupun pakaian yang dibeli.

Kedua, mengapa fashion thrift begitu diminati, salah satunya karena ramah bagi dompet. Barang yang dijual di toko thrift, memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga baru yang dijual di toko resmi. Selain itu, kebanyakan dari toko thrift juga menjual pakaian dengan kualitas bagus yang layak pakai. Hal ini sangat relevan dengan kondisi pandemi Covid-19 saat ini yang melanda Indonesia dan berdampak pada ekonomi beberapa kalangan. Sehingga berbelanja barang thrift akan menghemat biaya pengeluaran mereka.

Ketiga, membeli barang thrift memberikan kesan yang berbeda dibandingkan dengan membeli pakaian di pasaran. Hal ini dikarenakan pakaian yang dijual di toko thrift memiliki keunikan sendiri, biasanya baju yang dijual di toko thrift merupakan barang langka dan memiliki gaya yang berbeda dari pasaran. Oleh karena itu, fashion thrift membuat anak muda menjadi lebih kreatif untuk menentukan gaya yang sesuai dengan model berpakaian mereka.

Berkembangnya platform media sosial Tiktok, semakin memperkuat tren thrifting saat ini. Dilansir dari Internal Data Ide Audiens, jumlah pengguna Tiktok di Indonesia mencapai angka 92,2 juta pengguna, dihitung per Juli 2021. Dengan jumlah pengguna yang semakin banyak dan masif, membuat banyak toko thrift yang memilih untuk berjualan melalui siaran langsung di akun Tiktok. Hal itu digunakan untuk menarik minat pembeli dan meningkatkan engagement antara konsumen dengan toko mereka.

Salah satu toko thrift yang memilih untuk berjualan melalui siaran langsung di Tiktok adalah Jajan Baju Aja (@jba.page). Jajan Baju Aja merupakan toko thrift yang memiliki jumlah pengikut sekitar 3.662 ribu di akun Tiktoknya. Toko ini menjual berbagai variasi pakaian thrift, dengan menyediakan kualitas yang masih bagus dan langka dengan harga mulai dari seratus ribuan. Beberapa jenis pakaian thrift yang dijual adalah kaos vintage dan sporty dengan berbagai merek lokal dan internasional. Tentunya, harga yang ditawarkan lebih murah dari harga baru yang dijual di toko. Selain itu, mengapa kaum muda lebih memilih untuk membeli pakaian thrift ialah dari bagaimana cara mendapatkan pakaian tersebut, karena akun Jajan Baju Aja menerapkan sistem lelang dengan siapa yang melakukan deal lebih cepat.

Kesimpulan dari penjelasan di atas mengenai konsep budaya populer, maka aktivitas thrifting termasuk dalam contoh budaya populer, karena thrifting telah menjadi budaya yang disukai dan dilakukan oleh banyak kalangan. Terlepas dari apakah thrifting itu berdampak positif atau negatif. Namun, budaya thrifting telah menjadikan tren bahwa membeli barang tidak harus baru dan kita turut membantu kampanye zero waste. Untuk itu, kita harus lebih cermat dalam melihat sebuah fenomena budaya populer, agar ke depannya budaya populer tidak menimbulkan kerugian bagi kehidupan bermasyarakat.

Sumber Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun