Pernahkah kau pandangi rembulan dengan sinarnya yang keemasan, menerangi malam dalam kesendiriannya yang panjang.
Pernahkah kau tersenyum pada wajahnya yang tak pernah bosan menemanimu melewati malam kala kau sedang diselimuti sepi.
Pernahkah kau pandangi kepergiannya, perlahan melayang dan kian menyabit hingga hilang dan kau berharap ia segera datang.
Pernahkah kau bilang kepadanya tentang laramu yang mengalirkan airmata dan membuatmu merasa hampir gila.
Pernahkah terbersit oleh mu untuk sekedar mengucapkan terimakasih atas segala persembahannya yang tak pernah menuntut balas.
Ataukah, ini semua kau anggap hanya omong kosong, bagimu rembulan hanyalah ornamen malam yang tak lebih berharga dari lampu bohlam di kamarmu.