Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Permainan Tradisional Anak "Cincin Banca" dari Makassar

18 Maret 2021   21:35 Diperbarui: 19 Maret 2021   03:15 2200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: dokpri Toto. L

Sore tadi saat menemani putri saya usai mengerjakan tugas sekolahnya, saya dan suami asyik bercengkrama dengan anak-anak.
Tiba-tiba putri saya bertanya, "Yah... Waktu ayah kecil permainan apa yang sering ayah mainkan?" tanya putriku.

Suami saya sempat tercenung sejenak, seperti mengingat masa-masa kecilnya dulu dengan permainan-permainan tradisional yang biasa mereka mainkan semasa kecil.

Kemudian Ayah pun menceritakan permainan-permainan masa kecilnya dulu yang sudah jarang bahkan tidak pernah lagi dilihatnya dimainkan oleh anak-anak sekarang.

Saya pun merasa aneh dengan permainan yang diceritakan oleh Ayahnya anak-anak, karena saya sendiri pun tidak pernah memainkannya.

Salah satu yang diceritakan oleh Ayahnya anak-anak adalah permainan anak-anak Makassar tradisional yang mereka sebut permainan "Cincin Banca". Menurut Ayah permainan ini sangat ramai dimainkan oleh anak-anak semasanya dulu, di halaman rumah terlebih pada saat bulan purnama.

Sewaktu kecil dulu mereka kadang berkumpul dengan teman-teman lebih dari 5 orang, mereka bermain dengan riang gembira. Tidak perlu pakai gadget atau mainan elektronik lainnya.

Permainan "Cincin Banca" ini dimainkan oleh banyak anak, biasanya 5 atau 6 orang anak, dimana salah satu anak akan menjadi "pesakitan" atau dalam bahasa anak-anak Makassar disebut "jadinya". Satu anak tersebut akan merunduk dengan punggungnya dijadikan tempat meletakkan telapak tangan temannya yang bermain.

Nah para pemain ini akan bernyanyi sambil seorang yang bertugas sebagai bandar mengedarkan sebuah batu kerikil atau kelereng berputar berpindah dari satu tangan ke tangan lainnya hingga lagu "Cincin Banca" yang dinyanyikan berakhir. 

Nah anak yang "jadinya" tadi akan menebak di tangan siapa batu kerikil atau kelereng itu berada, jika tebakannya benar maka anak yang tertebak tersebut akan menggantikannya sebagai "jadinya". Jika tebakannya salah maka ia akan terus menjadi pesakitan, hingga bisa menebak dengan benar di tangan siapa kerikil atau kelereng itu berada.

Adapun lagu permainan Cincin Banca itu:

Cincin banca, banca lako banca.
Pannassai Pannikiang
Laku malo-malonda
I pundo I dare
Sarema' sipolong naku agangko
Tena nanu sarea' kumusuiko
Assulukko pundo
Antama ko dare.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun