Sore tadi saat menemani putri saya usai mengerjakan tugas sekolahnya, saya dan suami asyik bercengkrama dengan anak-anak.
Tiba-tiba putri saya bertanya, "Yah... Waktu ayah kecil permainan apa yang sering ayah mainkan?" tanya putriku.
Suami saya sempat tercenung sejenak, seperti mengingat masa-masa kecilnya dulu dengan permainan-permainan tradisional yang biasa mereka mainkan semasa kecil.
Kemudian Ayah pun menceritakan permainan-permainan masa kecilnya dulu yang sudah jarang bahkan tidak pernah lagi dilihatnya dimainkan oleh anak-anak sekarang.
Saya pun merasa aneh dengan permainan yang diceritakan oleh Ayahnya anak-anak, karena saya sendiri pun tidak pernah memainkannya.
Salah satu yang diceritakan oleh Ayahnya anak-anak adalah permainan anak-anak Makassar tradisional yang mereka sebut permainan "Cincin Banca". Menurut Ayah permainan ini sangat ramai dimainkan oleh anak-anak semasanya dulu, di halaman rumah terlebih pada saat bulan purnama.
Sewaktu kecil dulu mereka kadang berkumpul dengan teman-teman lebih dari 5 orang, mereka bermain dengan riang gembira. Tidak perlu pakai gadget atau mainan elektronik lainnya.
Permainan "Cincin Banca" ini dimainkan oleh banyak anak, biasanya 5 atau 6 orang anak, dimana salah satu anak akan menjadi "pesakitan" atau dalam bahasa anak-anak Makassar disebut "jadinya". Satu anak tersebut akan merunduk dengan punggungnya dijadikan tempat meletakkan telapak tangan temannya yang bermain.
Nah para pemain ini akan bernyanyi sambil seorang yang bertugas sebagai bandar mengedarkan sebuah batu kerikil atau kelereng berputar berpindah dari satu tangan ke tangan lainnya hingga lagu "Cincin Banca" yang dinyanyikan berakhir.Â
Nah anak yang "jadinya" tadi akan menebak di tangan siapa batu kerikil atau kelereng itu berada, jika tebakannya benar maka anak yang tertebak tersebut akan menggantikannya sebagai "jadinya". Jika tebakannya salah maka ia akan terus menjadi pesakitan, hingga bisa menebak dengan benar di tangan siapa kerikil atau kelereng itu berada.
Adapun lagu permainan Cincin Banca itu:
Cincin banca, banca lako banca.
Pannassai Pannikiang
Laku malo-malonda
I pundo I dare
Sarema' sipolong naku agangko
Tena nanu sarea' kumusuiko
Assulukko pundo
Antama ko dare.