Ada selaksa harap terombang-ambing dalam setangkup rindu yang membadai, aku bagaikan perahu yang kehilangan dayung, tak bisa memilih di pantai mana akan menuju
Nyanyian sepasang kepodang yang sedang kasmaran di pucuk Cemara, hanya mengantarkan fatamorgana tentang hadirmu yang tak pasti
Penantian ini telah membuatku bersahabat dengan kekecewaan, hari demi hari harapan itu berguguran jatuh bersama daun-daun kering
Namun aku belum mau berhenti untuk selalu setia menunggumu, aku masih menikmati terbuai oleh rasa rindu yang menipu ini.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!