Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menjaga Ketahanan Rupiah Saat Kebijakan Trump Mengguncang Asia

14 Oktober 2025   11:29 Diperbarui: 14 Oktober 2025   11:29 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi   Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 

Ketika satu pernyataan dari Presiden Amerika Serikat mengguncang pasar global, kita diingatkan bahwa ekonomi bukan sekadar angka. Ia adalah cermin dari arah kebijakan, persepsi risiko, dan daya tahan kolektif. 

Jumat lalu, Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif 100% terhadap produk asal China, sebuah retorika yang langsung memicu pelarian modal ke aset aman dan menekan mata uang Asia yang sensitif terhadap ketidakpastian.

Rupiah termasuk yang tertekan, bersama yen Jepang dan dong Vietnam. Sementara dolar Taiwan, peso Filipina, dan baht Thailand justru menguat. Asia terbelah. Tapi Indonesia tidak harus ikut tumbang.

Artikel ini bukan sekadar membaca tekanan. Ia mengajak kita melihat peluang di balik guncangan: bahwa ketahanan ekonomi Indonesia bukan hanya soal kebijakan moneter, tapi juga soal arah, keberanian, dan kemampuan membaca masa depan bersama.

Rupiah dan Yen Ambruk Berjamaah

Pernyataan Trump langsung mengguncang pasar keuangan Asia. Reaksi pasar tercermin jelas dalam pergerakan mata uang regional terhadap dolar AS. Namun Asia tidak bereaksi seragam, ada yang menguat, ada yang melemah, dan ada yang tertekan cukup dalam.

Sumber: File Merza Gamal diolah dengan Generative AI 
Sumber: File Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Di sisi penguatan, dolar Taiwan memimpin dengan kenaikan +0,20%, diikuti peso Filipina (+0,19%), baht Thailand (+0,15%), yuan China (+0,07%), dan dolar Singapura (+0,04%). Mata uang-mata uang ini tampaknya mampu menjaga stabilitas di tengah ketegangan, menunjukkan bahwa sebagian pasar masih melihat peluang di balik guncangan.

Namun tekanan cukup terasa pada won Korea (+0,02%) yang nyaris stagnan, ringgit Malaysia (-0,04%), dong Vietnam (-0,14%), dan terutama dua mata uang yang paling tertekan: rupiah Indonesia (-0,21%) dan yen Jepang (-0,54%). Kedua mata uang ini menunjukkan sensitivitas tinggi terhadap risiko geopolitik dan pelarian modal ke aset aman.

Asia terbelah. Sebagian bertahan, sebagian terguncang. Tapi bagi Indonesia, tekanan ini bukan sekadar angka. Ia adalah sinyal bahwa ketahanan ekonomi harus terus dijaga, bukan hanya melalui kebijakan moneter, tetapi juga melalui arah kebijakan yang konsisten, komunikasi publik yang jernih, dan kepercayaan yang dibangun bersama.

Benang Merah: Optimisme yang Diuji

Artikel sebelumnya yang telah tayang di Kompasiana, "Menyambut Akhir Pekan dengan Optimisme: Rupiah dan IHSG Menguat di Tengah Bayang-Bayang Global", menandai momen ketika pasar menunjukkan kepercayaan terhadap arah kebijakan dan stabilitas domestik. 

Rupiah dan IHSG sama-sama menguat, bukan semata karena faktor teknikal, tetapi karena partisipasi investor asing dan narasi kebijakan yang terukur.

Kini, tekanan eksternal datang tiba-tiba. Retorika Trump mengguncang pasar, dan rupiah kembali diuji. Namun tekanan ini bukan akhir dari optimisme. Ia adalah ujian dari ketahanan yang telah dibangun. 

Jika ketegangan AS-China mereda, aset berisiko seperti rupiah berpotensi rebound. Fundamental domestik Indonesia masih cukup kuat, dan kebijakan moneter Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas.

Politik atau Strategi? Membaca Manuver Trump

Sebagian pelaku pasar menilai ancaman Trump sebagai langkah politik menjelang pemilu AS. Retorika keras terhadap China bukan hal baru, dan sering digunakan sebagai alat mobilisasi dukungan domestik. Namun dampaknya tetap nyata. 

Ketika pasar bereaksi, mata uang tertekan, dan eksposur terhadap aset berisiko dikurangi, kita tidak bisa hanya menyebutnya "manuver politik." Kita harus membaca implikasinya secara strategis.

Bagi Indonesia, ini adalah ujian ketahanan. Apakah fundamental ekonomi cukup kuat untuk menahan tekanan eksternal? Apakah kebijakan moneter dan fiskal mampu menjaga stabilitas di tengah badai geopolitik?

Refleksi: Ekonomi Sebagai Narasi Publik

Pernyataan politik yang mengguncang pasar bukan hanya urusan analis dan investor. Ia adalah bagian dari narasi publik yang perlu dipahami bersama. 

Ketika rupiah tertekan, itu bukan sekadar soal kurs. Itu adalah sinyal tentang arah kebijakan, persepsi global, dan daya tahan kita sebagai bangsa.

Ekonomi bukan dunia asing. Ia hadir dalam hidup kita sehari-hari, dari harga sembako, peluang kerja, hingga masa depan anak-anak kita. 

Di tengah tekanan global, kita perlu membaca arah, bukan hanya angka.

Penutup: Dari Guncangan ke Keteguhan

Asia mungkin terbelah menghadapi amukan Trump. Tapi Indonesia punya pilihan: bereaksi atau membaca. Menjadi korban atau menjadi pelaku. 

Ketika tekanan datang, kita bisa memilih untuk panik, atau untuk memperkuat fondasi.

Rupiah mungkin tertekan hari ini. Tapi jika kita mampu menjaga arah, memperkuat kebijakan, dan membangun kepercayaan, maka tekanan bisa berubah menjadi dorongan. 

Karena ekonomi bukan hanya soal angka. Ia adalah soal arah, keberanian, dan ketahanan.

Indonesia tidak harus ikut ambruk. Kita bisa berdiri, membaca, dan melangkah.

Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

__________________________

Sumber Referensi:

  • CNBC Indonesia -- Asia Terbelah Hadapi Amukan Trump, Rupiah - Yen Ambruk Berjamaah  
  • Kompasiana -- Menyambut Akhir Pekan dengan Optimisme: Rupiah dan IHSG Menguat di Tengah Bayang-Bayang Global

________________________

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun