Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengenal Rumah Lontiak; Rumah Gadang di Tanah Melayu Tua Kampar

8 Oktober 2025   20:44 Diperbarui: 8 Oktober 2025   20:44 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atapnya melengkung lentik (Lontiak), Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal 

Tiang-tiangnya menandakan fondasi moral dan adat, lantai berlapis menggambarkan lapisan sosial dan spiritual, sementara atap menjulang tinggi melambangkan doa dan harapan agar hidup selalu mendapat berkah dan keselamatan.

Dalam kehidupan adat lama, rumah ini menjadi pusat kegiatan sosial: tempat bermusyawarah, menerima tamu, dan melaksanakan upacara adat. 

Seperti kapal yang mengandalkan kebersamaan awaknya, Rumah Lontiak mengajarkan bahwa hidup harus dijalani bersama-sama, dalam arah dan tujuan yang sama.

Rumah Sebagai Armada Peradaban

Kampar, yang dikenal sebagai Melayu Tua, dahulu merupakan jalur perdagangan penting di pesisir timur Sumatera.

Maka tak heran, simbol kapal pada Rumah Lontiak juga mencerminkan kejayaan maritim dan kemakmuran masyarakat Kampar di masa lampau.

Rumah ini bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga armada budaya, dari sinilah nilai-nilai adat, etika, dan ilmu kehidupan "berlayar" menuju generasi berikutnya.

Ia menegaskan bahwa membangun rumah berarti membangun peradaban, menanam akar budaya, dan menjaga arah kehidupan agar tidak hanyut oleh arus zaman.

Makna Filosofis yang Terjaga

Dalam ungkapan adat Kampar tersimpan pesan luhur:

"Hidup ibarat berlayar, berpeganglah pada tiang adat, berlayarlah dengan layar iman, dan berlabuhlah dengan keselamatan."

Filosofi ini menegaskan bahwa masyarakat Kampar tidak hanya membangun rumah secara fisik, tetapi juga membangun kehidupan dengan nilai dan arah spiritual.

Rumah Lontiak adalah perwujudan dari falsafah itu, rumah yang berjiwa, berdiri dengan kehormatan, dan berlayar di samudra kehidupan.

Status Warisan Budaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun